BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Istilah
inovasi dalam organisasi pertama kali diperkenalkan Schumpeter pada tahun 1934.
Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Istilah
kombinasi baru ini merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan
dan sistem baru. Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada
organisasi, pemengang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian
besar definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang
baru (dalam de Jong dan den Hartog, 2003) sedangkan istilah ‘baru’ dijelaskan
Adair (1996) bukan berarti original tetapi
lebih ke newness (kebaruan). Arti
kebaruan ini, diperjelas oleh pendapat Schumpeter bahwa inovasi adalah
mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi kombinasi. Dengan inovasi
maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja,
pemasaran, sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi
juga stakeholder dan masyarakat (dalam de Jong dan Den Hartog, 2003)
Dalam
perkembangan organisasi dari waktu ke waktu di berbagai Negara memunculkan
kesepakatan bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting,
karena konstribusi sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui
pengelolaan SDM yang dimiliki secara tepat dan relevan dalam aktivitas yang
berkenaan dengan manajemen SDM menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari suatu organisasi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan
yang akan dibahas adalah:
1.
Apa saja strategi inovasi pendidikan?
2.
Apa saja petunjuk penerapan strategi
inovasi pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas yakni mahasiswa dapat
memahami dan mampu menjelaskan strategi inovasi pendidikan dan penerapan
inovasi pendidikan. Serta sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh Ibu Siti Muawanah,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Inovasi Pendidikan.
D.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah yang kami gunakan sesuai dengan sistematika penulisan yang
berlaku di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Salah
satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan
sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi memilih strategi yang tepat
bukan pekerjaan yang mudah.
Pada
kesempatan ini akan dibahas 4 macam strategi inovasi pendidikan yaitu:
1.
Strategi Fasilitatif (fasilitative
strategies)
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan
menggunakan strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial
yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar
program perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar.
Srategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan
dengan tepat jika diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Strategi fasilitatif dapat digunakan
dengan tepat jika sasaran perubahan (klien)
·
Mengenal masalah yang dihadapi serta
menyadari perlunya mencari target perubahan (tujuan).
·
Merasa perlu adanya perubahan dan
perbaikan.
·
Bersedia menerima bantuan dari luar
dirinya.
·
Memiliki kemampuan untuk berpartisipasi
dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.
b)
Sebaiknya strategi fasilitatif
dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran para klien atas
tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan.
c)
Strategi fasilitatif tepat juga
digunakan sebagai konpensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan
sosial.
d)
Menyediakan berbagai fasilitas akan
sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai
macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan yang sesuai diharapkan.
e)
Penggunaan strategi fasilitatif dapat
juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat. Jika ternyata
peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau
fasilitas yang diperlukan.
f)
Usaha perubahan dengan menyediakan
berbagai fasilitas akan lebih lancar pelaksanaannya jika pusat kegiatan
organisasi pelaksana perubahan sosial, berada dilokasi tempat tinggal sasaran
(klien).
g)
Strategi fasilitatif dengan menyediakan
dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan
usaha perubahan sosial karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
h)
Perbedaan sub bagian dalam klien akan
menyebabkan perbedaan fasilitas yang diperlukan untuk pekenaan perubahan
tertentu pada waktu tertentu.
i)
Staregi fasilitatif kurang efektif jika
:
ü digunakan
pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang adanya
perubahan sosial.
ü perubahan
diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari klien untuk
menerima perubahan.
Strategi fasilitatif digunakan untuk
memperbaharui bidang pendidkan. Dengan adanya kurikulum baru dengan pendekatan
keterampilan proses maka perlu ada perubahan dan pembaharuan kegiatan belajar
mengajar. Jika untuk keperluan tersebut digunakan pendekatan fasilitatif
berarti mengutamakan program pembaharuan itu dengan menyediakan berbagai macam
fasilitas dan sarana yang diperlukan. Tetapi fasilitas dan sarana itu tudak
akan banyak bermanfaat dan menunjang perubahan jika para guru atau pelaksana
pendidikan sebagai sasaran perubahan tidak memahami masalah pendidikan yang dihadapi,
tidak merasa perlu adanya perubahan pada dirinya, tidak perlu atau tidak
bersedia menerima bantuan dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki
kemampuan untuk berpartisipasi dalam usaha pembaharuan. Dengan demikian sarana
dan fasilitas akan hanya sia-sia. Oleh karena sebaiknya klien (sasaran
perubahan) akan perlunya perubahan serta perlunya memanfaatkan semaksimal
mungkin fasilitas dan bantuan tenaga yang disediakan. Demikian pula seandainya
dalam pembaharuan kurikulum tersebut disediakan berbagai macam fasilitas media
intruksional dengan maksud agar pelaksanaan kurikulum baru dengan pendekatan
keterampilan proses dapat lancar, tetapi ternyata para guru sebagai sasaran
perubahan belum memiliki kemampuan untuk menggunakan media, maka perlu
diusahakan adanya kemampuan atau peranan yang baru yaitu sebagai pengelola atau
sebagai pemakai media intruksional. Apalagi jika fasilitas disediakan sedangkan
sebagian besar sasaran perubahan adanya perubahan menolak adanya pembaharuan,
maka jelas bahwa fasilitas itu akan sia-sia.
2.
Strategi Pendidikan (re-educative
strategies)
Perubahan social didefinisikan sebagai
pendidikan atau pengajaran kembali (re-education) (Zaltman, Duncan, 1977: 111).
Pendidikan juga dipakai sebagai strategi untuk mencapai tujuan perubahan social.
Dengan menggunakan strategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan
sosial dengan cara menyampailkan fakta dengan maksud orang akan menggunakan
fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Dengan
dasar pemikiran bahwa manusia akan mampu untuk membedakan fakta serta
memilihnya guna mengatur tingkah lakunya apabila fakta itu ditunjukkan
kepadanya. Zaltman menggunakan istilah “re-education” dengan alasan bahwa
dengan strategi ini mungkin seseorang harus belajar lagi tentang sesuatu yang
dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku
atau sikap yang baru. Dengan menggunakan srategi pendidikan berarti tidak
menutup kemungkinan untuk digunakannya strategi yang lain dengan keperluan.
Hal-hal yang harus perlu dipertimbangkan
dalam penggunaan strategi pendidikan agar dapat berlangsung secara efektif.
1.
Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam
kondisi dan situasi sbb:
a)
Apabila perubahan sosial yang
diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat (tidak ingin segera
berubah)
b)
Apabila sasaran perubahan (klien) belum
memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk
melaksanakan program perubahan sosial.
c)
Apabila menurut perkiraan akan terjadi
penolakan yang kuat oleh klien terhadap perubahan yang diharapkan.
d) Apabila
dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah laku yang sudah
ada ke tingkah laku yang baru.
e)
Apabila alasan atau latar belakang
perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti atas dasar sudut pandang
klien sendiri, serta diperlukan adanya control dari klien.
2.
Strategi Pendidikan untuk melaksanakan
program perubahan akan efektif jika:
a)
Digunakan untuk menanamkan
prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan
selanjutnya dengan tujuan perubahan social yang akan dicapai.
b)
Disertai dengan keterlibatan berbagai
pihak misalnya dengan adanya sumbangan, dana, donator, serta berbagai penunjang
yang lain.
c)
Digunakan untuk menjaga agar klien tidak
menolak perubahan atau kembali ke keadaan sebelumnya.
d) Digunakan
untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan masalah,
menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah yang dihadapi dapat
dipecahkan dengan adanya perubahan.
3.
Strategi pendidikan akan kurfang efektif
jika:
a)
Tidak tersedia sumber yang cukup untuk
menunjang kegiatan pendidikan
b)
Digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan
strategi yang lain.
3.
Strategi Bujukan ( persuasive
strategies)
Program perubahan social dengan
menggunakan strategi bujukan, artinya untuk mencapai tujuan perubahan social
dengan cara membujuk (merayu) agar sasaran perubahan (klien), mau mengikuti
perubahan sosial yang direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti
perubahan dengan cara memberikan alasan, mendorong atau mengajak untuk
mengikuti contoh yang diberikan.
Srategi bujukan dapat berhasil
berdasarkan alasan yang rasional, pemberian fakta yang akurat, tetapi mungkin
juga justru dengan fakta yang salah sama sekali (rayuan gombal).Tentu saja yang
terakhir ini hasilnya tidak akan tahan lama bahkan untuk selanjutnya akan
merugikan. Strategi bujukan biasa digunakan untuk kampanye atau reklame
pemasaran hasil perusahaan. Demikian pula sering terjadi dalam komunikasi antar
individu di masyarakat, walaupun kadang-kadang disadari bahwa dia melakukan
atau menggunakan strategi bujukan.
Untuk berhasilnya penggunaan strategi
bujukan perlu mempertimbangkan hal-hal
sbb:
1.
Srategi bujukan tepat digunakan bila
klien (sasaran perubahan):
a)
Tidak berpartisipasi dalam proses
perubahan sosial.
b)
Berada pada tahap evaliasi atau
legimitasindalam proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menerima atau
menolak perubahan sosial.
c)
Diajak untuk mengalokasikan sumber
penunjang perubahan dari suatu kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain.
2.
Srategi bujukan tepat digunakan jika:
a) Masalah dianggap kurang kurang penting atau
jika cara pemecahan masalah kurfang efektif.
b) Pelaksanaan program perubahan tidak memiliki
alat kontrol secara langsung terhadap klien.
c) Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat
tetapi menganggap mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
d) Perubahan
tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat diamati kemanfaatannya
secara langsung.
e) dimanfaatkan
untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal diperkenalkannya
perubahan social yang diharapkan.
4.
Strategi Paksaan (power strategies)
Pelaksanaan program perubahan sosial
dengan menggunakan strategi paksaan,artinya dengan cara memaksa klien(sasaran
perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk
dari hasil target yang diharapkan.Kemampuan untuk melaksanakan paksaan
tergantung daripada hubungan kontrol antara pelaksanaan perubahan sasaran
(klien). jadi ukuran hasilnya target perubahan tergantung dari kepuasan
pelaksanaan perubahan.Sedangkan kekuatan paksaan artinya sejauh mana
pelaksanaan perubahan dapat memaksa klein tergantung daripada tingkat
ketergantungan klien dengan pelaksanaan perubahan. Kekuatan paksaan juga dipengaruhi
berbagai faktor antara lain: ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksanaan
perubahan terhadap klien. Tersedianya berbagai alternatf untuk mencapai tujuan
perubahan,dan juga tergantung tersedianya dana (biaya) untuk menunjang
pelaksanaan program,misalnya untuk memberi hadiah kepada klien yang
berhasil,atau menghukum yang tidak mau dipaksa,
Penggunaan
strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1)
strategi paksaan dapat digunakan apabila
partisipasiklien terhadap proses perubahan sosial rendah dan tidak mau
meningkatkan partisipasinya.
2)
strategi paksaan juga tepat digunakan
apabila klien tidak mau merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya
perubahan sosial.
3)
strategi paksaan tidak efektif jika
klien tidak memiliki sarana penunjang untuk mengusahakan perubahan dan
pelaksanaan perubahan juga tidak mampu mengadakannya.
4)
strategi paksaan tepat digunakan jika
perubahan sosial yang yang diharapkan harus terwujud dalam waktu yang singkat.
Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.
5)
strategi paksaan juga tepat dipakai
untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat
mengadakan perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
6)
strategi paksaan dapat digunakan jika
klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi.
7)
strategi paksaan dapat juga digunakan
untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial yang telah direncana.
Dalam pelaksanaan program perubahan sosial sering juga dipakai
kombinasi antara berbagai macam strategi, disesuaikan dengan tahap pelaksanaan
program serta kondissi dan situasi klien pada berlangsungnya proses pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial.
B.
PETUNJUK
PENERAPAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Dalam buku yang ditulis oleh J. Loyd
Trum dan William Geogiades yang berjudul “ How to Your School ” (1978)
diuraikan tentang petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah. Uraian ini akan
membantu jika mengalami kesukaran untuk menentukan teknik dan strategi mana
yang paling tepat untuk memperbaiki sekolah. Misalnya untuk menjawab pertanyaan
antara lain : perubahan apa yang tepat untuk meningkatkan mutu sekolah kita?
inovasi yang mana paling tepat untuk diimplementasikan? dataapasaja yang
diperlukan untuk menunjukkan pengaruh
inovasi terhadap program sekolah, siswa, guru, administrator, dan orang tua
serta warga masyarakat yang dilayaninya?
Petunjuk penerapan inovasi pada suatu
sekolah dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Buatlah
rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan.
Apa yang diperlukan sehingga perlu
ada perubahan? Adakah hal-hal lain yang ikut menunjang penerapan inovasi? Untuk
mempermudah perumusan tentang kebutuhan dan inovasi yang akan diterapkan,
disarankan menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
-
mengatur sistem kepenasehatan siswa?
-
mengubah cara kerja konselor?
-
mengumpulkan data untuk digunakan
sebagai bahan mendiagnosa dirinya sendiri ( self-diagnosis)
oleh siswa, guru, dan supervisor yang memperhatikan bagaimana kelompok
menggunakan waktu, dalam kegiatan apa saja, dimana kegiatan dilakukan, dengan
siapa dilakukan, dan apa hasilnya, dengan tujuan agar dapat mengadakan
rediagnosa untuk mencapai perubahan yang konstruktif?
-
mengembangkan pembagian tugas dan dewan
guru dalam menunjang kelancaran program sekolah ( Kejelasan tugas wakil kepala
sekolah bidang pengajaran, kesiswaan, sarana, dan sebagainya)?
-
mengembangkan sistem pengelolaan sekolah
agar program sekolah dapat berjalan secara efektif di bawah pimpinan kepala
sekolah?
-
membagi wewenang dan tanggung jawab
kepala sekolah kepada para guru, sehingga semua merasa ikut bertanggung jawab
atas baik dan buruknya sekolah?
-
mengusahakan lebih produktif lagi dalam
hal mendayagunakan waktu, uang, fasilitas, personal dan berbagai macam sumber
lain?
-
dll
Berikut
ini ada beberapa pertanyaan penuntun untuk mempermudah anda membuat keputusan
tentang apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu sekolah:
(a) Apakah
Anda secara pribadi menggunakan cara pendekatan komunikasi dua arah untuk
memberikan motivasi kepada guru, siswa, orang tua murid, warga masyarakat, dan
juga pegawai kantor (tata usaha) untuk mencari cara yang tepat guna
meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar?
(b) Apakah
anda dengan rekan-rekan telah mempertimbangkan sejumlah besar alternative dari
segala macam aspek persekolahan yang mungkin perlu dilengkapi atau
disempurnakan?
(c) Adakah
kebutuhan siswa, guru, dan orang diluar sekolah yang saat ini belum dilayani
oleh program sekolah?
(d) Data
apa yang telah dimiliki atau mungkin akan segera diperoleh yang akan membantu
untuk memberikan motivasi perlu adanya inovasi?
(e) Bagaiaman
Anda akan menentukan inovasi yang mungkin dapat diterapkan dan mudah
menanganinya sesuai dengan situasi sekolah?
(f) Langkah
positif yang mana yang dapat dilakukan untuk menekan oposisi (perlawanan) yang
selalu muncul dalam berbagai macam bentuk dan tingkatan jika anda mengadakan
perubahan atau inovasi?
(g) Bagaimana
Anda akan bersikap dalam situasi yang tidak dapat diatasi atau merupakan
dilemma dan sukar diselasaikan?
(h) Maukah
Anda secara pribadi menerima beban tanggung jawab untuk bekerja sama dengan
orang lain dalam usaha menerapkan inovasi di sekolah dimana Anda bekerja.
(2) Gunakan
metode atau cara yang memberi kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif
dalam usaha merubah pribadi maupun sekolah.
Sebenarnya
inovasi disekolah dengan mudah diterapkan jika para kepala sekolah, guru,
siswa, dan warga sekolah lainnya mau untuk melakukann inovasi yang dihapakan.
Merubah sekolah sebenarnya merubah orang yang ada disekolah. Berikut ini akan
diuraikan tentang bagaimana guru dan kepala sekolah yang akan mengadakan
pembaharuan atau menerapkan inovasi.
(a) Tujuan
diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru, siswa, serta orang
tua dan juga masyarakat harus dikemukakan dengan jelas mengapa perlu ada
inovasi. Demikian pula tujuan inovasi
hendaknya dapat dirumuskan dengan jelas
baik pengetahuan, keterampilan atau sikap.
(b) Motivasi
positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi
(c) Harus
diusahakan agar individu ikut berpartisipasidalam mengambil keputusan inovasi.
Guru, siswa, maupun orang tua siswa diberi kesempatan ikut berperan dalam
mengambil keputusan menerima atau menolak inovasi.
(d) Perlu
direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi. Kejelasantujuan dan
cara menilai keberhasilan penerapan inovasi, merupakan motivasi yang kuat untuk
menyempurnakan pelaksanaan inovasi.
(3) Gunakan
berbagai macam alternative pilihan (option) untuk mempermudah penerapan
inovasi.
Hal ini dikemukakan
berdasarkan pemikiran bahwa yang menerapkan inovasi baik guru maupun siswa
memiliki perbedaan individual. Jika suatu menghendaki keseragaman untuk semua
orang tertentu akan mengalamin kesukaran. Tetapi makin banyak memberikan
peluang untuk memilih berarti akan makin memberikan peluang untuk mengambil
bagian sesuai minat dan kemampuannya. Misalnya inovasi kurikulum akan mudah diterapkan
jika memberikan berbagai alternatif tentang pemilihan mata pelajaran, ada yang
wajib ada yang pilihan. Demikian pula cara menilai atau penggunaan metode,
makin banyak pilihan yang disediakan guru makin mendapat kesempatan untuk melaksanakan
sesuai dengan kemampuan dan situasi kondisi setempat.
(4) Gunakan
data atau informasi yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan dan penerapan inovasi.
Sebelum memulai
merumuskan ide inovasi perlu diketahui dulu dengan berdasarkan data yang akurat
tentang kondisi dan situasi yang ada di sekolah. Kemudian mencoba mencari
masalah apa yang sebenarnya dihadapi sekolah itu? Apakah dengan inovasi
kurikulum, metode mengajar, penggunaaan media, evaluasi, dan sebagainya benar –
benar akan memecahkan permasalahan? Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan
kemungkinan memecahkannya, kemudian dibuatkan urutan prioritas mana yang harus
diusahakan lebih dulu. Demikian pula untuk melancarkan pelaksanaan inovasi,
perlu menggunakan data hasil penelitian dan informasi dari berbagai sumber yang
dapat dipercaya. Misalnya dari
penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat
kesejahteraaan dan penerimaan inovasi.
(5) Gunakan
tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan inovasi.
perubahan atau inovasi disekolah
memerlukan perspektif yang sangat luas. Berbagai data dari berbagai bidang dan
sudut pandang perlu didaya gunakan. Misalnya untuk mengadakan perubahan tentang
cara belajar siswa perlu diketahui tentang data hasil penilaian setiap siswa
untuk setiap bidang studi, dan juga tentang kemampuan setiap siswa secara
keseluruhan dibandingkan dengan kemampuan
teman yang lain.
Data – data lain yang biasa
diperlukan dalam penerapan inovasi di sekolah, antara lain :
ü pemahaman
dan partisipasi individu terhadap program yang ada
ü pengertian
tentang program yang baru
ü tingkat
kemajuan tentang program baru
ü analisis
kemudahan dan kesukaran untuk mencapai tujuan
ü penilaian
terhadap bahan media instruksional yang diprokduksi sekolah
ü jumlah
dan macamdiagnotik tes dari siswa
ü jumlah
penampilan (performance) siswa berdasarkan instrument yang telah dibakukan
ü perubahan
isi kurikulum dan organisasi kurikulum
ü pandangan
para ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program baru.
Perlu
diperhatikan juga hubungan inovasi dengan lembaga – lembaga di luar sekolah
yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Perubahan atau inovasi di sekolah
dapat menimbulkan pertanyaan atau mungkin mendapat tantangan dari berbagai
pihak, misalnya pemerintah daerah, universitas, organisasi guru, dan
sebagainya. Maka sebelum mengadakan inovasi badan atau lembaga di luar sekolah
yang ada hubungannya dengan aturan atau pengaruh terhadap pelaksanaan
pendidikan perlu dihubungi dan diberi penjelasan lebih dahulu.
(6) Gunakan
kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga yang lain.
Pengalaman sekolah yang
telah menerapkan inovasi dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan pelaksanaan inovasi di sekolah. meskipun penentuan apa yang
harus berdasarkan kondisi dan situasi di sekolah sendiri. ada sepuluh hal yang
dapat dipakai untuk melancarkan penerapan inovasi di sekolah sebagai berikut :
(a) Gunakan
guru penasehat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok
memiliki guru penasehat tersendiri. Guru penasehat akan membantu siswa dalam
melaksanakan program belajarnya.
(b) Sediakan
pilihan (option). Dalam pengelolaan program belajar perlu disediakan berbagai
macam pilihan baik mengenai mata pelajaran yang harus di ambil ataupun cara belajarnya.
makin banyak pilihan berarti makin melayani adanya perbedaan individual anak.
(c) mengembangkan
material ( bahan media). Sebagai konsekuensi dengan adanya pilihan cara belajar
perlu dikembangkan berbagai macam media instruksional.
(d) Merevisi
kurikulum dengan menggunakan mini courses
(kursus singkat). dalam pelaksanaan revisi kurikulum digunakan dengan kursus
dalam berbagai aspek kurikulum. Kursus singkat tentang penilaian, cara membuat
persiapan, cara menyusun tes, dan sebagainya.
(e) Membuat
tempat belajar yang lebih baik dalam gedung yang ada. Agar siswa dapat belajar
degan tenang perlu disediakan tempat-tempat belajar khusus dalam gedung yang
ada. Misalnya dibuatkan ruang tempat belajar sendiri, tempat belajar kelompok,
dan sebagainya.
(f) Buatlah
jadual yang fleksibel. Tidak harus semua kegiatan dengan jadual jam yang sama. Untuk pelajaran yang banyak menggunakan
latihan/praktek perlu waktu yang lebih lama dari pelajaran yang hanya dengan
ceramah, dan sebagianya.
(g) Ditingkatkan
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Banyak keadaan atau alam yang ada
di sekitar dapat didayagunakan sebagai sumber belajar. Siswa diberi tugas untuk
mengamati dan mengadakan wawancara dengan warga masyarakat dalam melakukan
kegiatan belajar.
(h) Diadakan
penilaian program penerapan inovasi.
(i) Diadakan
penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa. dengan laporan dapat diketahui
sejauh mana hasil penerapan inovasi terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa.
(j) Dibuat
team supervise. untuk mengawasi kegiatan dibuat team yang tiap anggota bertugas
untuk mengawasi bidang tertentu, keamanan, ketertiban, kebersihan, dan
sebagainya. Kepala sekolah dapat mencurahkan pengawasan pada kegiatan belajar
menngajar.
(7) Berbuatlah
secara positif untuk mendapatkan kepercayaan
Dunia
pendidikan sangat berat menghadapi tantangan perubahan jaman. Dunia komersial
menghabiskan jutaan dolar untuk merubah kebiasaan masyarakat, dan dikalangan
politik menghabiskan sejumlah besar uang untuk menjaga kestabilan kekuasaan dan
pemerintahan, tetapi di dunia pendidikan sukar untuk memperoleh dana guna
mengadakan pembaharuan. Namun demikian pimpinan pendidkan harus melakukan
langkah atau mensukseskan usahanya yaitu :
(a) Kepala
sekolah harus benar-benar memahami apa yang perlu dilakukan untuk perbaikan
sekolahnya.
(b) Kepala
sekolah harus menghayati kenyataan bahwa inovasi memang perlu diadakan untuk
perbaikan.
(c) Kepala
sekolah harus yakin bahwa memang sekolah ini tepat untuk menerapkan inovasi.
inovasi dapat dilakukan disekolah ini.
(d) Kepala
sekolah harus banyak mencurahkan waktu dan tenaganya baik untuk kegiatan di
sekolah, di luar sekolah, dan si masyarakat yang memerlukan tenaganya, guna
menjalin hubungan yang akrab dengan segala pihak, agar mau mengerti dan
memberikan bantuan untuk kelancaran program inovasi. Tidak mungkin inovasi akan
berhasil jika kepala sekolah hanya duduk di kantornya, tanpa mau berbuat dengan
cepat dan tepat sesuai dengan keperluan.
(8) Menerima
tanggungjawab pribadi
Anda perlu mendapatkan
tempat dan juga peranan kepala sekolah anda dalam masyarakat yang sedang mengalami
perubahan dengan sangat cepat. Kepala sekolah, guru, dan siswa akan menjumpai
tantangan yang sangat kompleks pada tingkat dimana mereka bekerja atau belajar.
Tujuannya ialah bukan menciptakan kesukaran dalam hidup, walaupun itu juga
perlu dan memang merupakan kenyataan, tetapi tujuan yang hendaknya dikejar
ialah mencapai kepuasan yang diperoleh karena telah berbuat sesuatu yang
sifatnya konstruktif yang membantu membangun dunia indah di masa kini dan masa
yang akan datang.
(9) Usahakan
adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan terjadinya kepemimpinan yang
efektif.
Problem
yang dihadapi oleh kepala sekolah sangat kompleks. Perlunya kepemimpinan yang
mantap dan konsisten dewasa ini sangat terasa karena kepala sekolah selalu
dikepung oleh berbagai macam tantangan. Baik dari pemerintah berupa intruksi
atau peraturan-peraturan yang dilaksanakan, dari organisasi guru berupa saran
perbaikan, dari kelompok masyarakat atau persatuan orang tua siswa berupa
peningkatan kualitas hasil pendidikan di sekolah, atau mungkin juga dari
berbagai yayasan pendidikan. Namun demikian banyak juga kepala sekolah yang
tetap bersikap positif dan mampu melaksanakan kepemimpinan yang produktif,
disela-sela berbagai macam tantangan dan permasalahan yang harus dipecahkan.
Agar
kepala sekolah dapat melaksanakan program inovasi dengan efektif dalam
menghadapi berbagain macam tantangan tersebut, perlu digunakan system
pengorganisasian yang tepat. Berdasarkan pengalaman para pelaksana “ Model
Schools Project” di AS disarankan digunakannya “ Team Manajemen Pengawasan” (Supervisory- Manajement= S-M Team). Ada
dua elemen dasar dalam team S-M untuk meningkatkan kepemimpinan sekolah.
Pertama, peranan kepemimpinan harus disebarluaskan melalui perluasan konsep
team manajemen pengawasan. Kedua, team S-M
harus menggunakan pendekatan partisipatif dalam membina hubungan dengan
segenap personal di sekolah maupun dengan warga masyarakat.
Untuk
sekolah yang kecil atau stuktur organisasinya tanpa ada bagian-bagian, maka
semua guru atau personel sekolah ikut setakan dalam pembuatan perencanaan,
pembuatan keputusan serta menilai perkembangan serta bagian program pendidikan.
Pada sekolah yang besar pejabat bagian pendidikan bekerja sama dengan S-M untuk
menunjukkan minat guru serta memperhatikan fungsi manajemen-pengawasan pada
semua pihak. Kegiatan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar,
dilakukan oleh semua personel sekolah sesuai dengan bidang garapannya
masing-masing.
(10)
Mencari jawaban atas beberapa
pertanyaan dasar tentang inovasi di sekolah
Tujuan
utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas sekolah. Tanda-tanda
sekolah yang kualitasnya baik antara lain proses belajar mengajar efektif,
prestasi hasil belajar siswa tinggi, para guru mempunyai waktu cukup banyak
serta kondisi yang baik melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, kepala
sekolah menggunakan sebagian besar waktunya bekerja lebih akrab dengan siswa
dan guru serta selalu memperoleh balikan guna meningkatkan kualitas sekolah.
Setiap yang bekerja di sekolah melakukan tugasnya sesuai dengan minat dan
kemampuannya untuk mengembangkan karirnya.
Inovasi
atau perubahan di sekolah harusnya untuk meningkatkan kualiats sekolah, tetapi
sering terjadi perubahan sekolah diadakan dengan tujuan yang tidak benar yaitu
untuk membantu kelompok orang tertentu dengan biaya atas nama sekolah. Kejadian
seperti itu harus dihindari jangan sampai terjadi, karena akan sangat merugikan
nama sekolah. Inovasi diadakan untuk kemajuan sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas
pelaksanaan program perubahan sosial adalah ketepatan penggunaan strategi,
tetapi biasanya sukar menentukan bahwa suatu strategi ada pendidikan, bujukan,
fasilitatif, atau paksaan (power) karena pada kenyataannya tidak ada batasan
yang jelas untuk membeda-bedakan stategi tersebut. Namun demikian jika
pelaksanaan program perubahan sosial memahami berbagai macam strategi mana yang
diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial tertentu, walaupaun
sebenarnya ia akan mengkombinasikan berbagai macam strategi.
Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah akan
membantu jika mengalami kesukaran untuk menentukan teknik dan strategi mana
yang paling tepat untuk memperbaikai sekolah. Misalnya untuk menjawab
pertanyaan antara lain: Perubahan apa yang tepat untuk meningkatkan mutu
sekolah kita? Inovasi amana yang tepat untuk diimplementasiakan? Data apa yang
diperlukan untuk menunjukkan pengaruh inovasi terhadap program sekolah, siswa,
guru, administrasi, dan orang tua serta warga masyarakat yang dilayaninya?
B. Saran
Dengan
adanya makalah inovasi pendidikan ini diharapkan kita sebagai calon gruru untuk
lebih mengetahui startegi- strategi apa saja dapat kita pakai serta terapkan
dalam pendidikan sehingga dunia pendidikan lebih maju.