BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman mengenai inovasi kurikulum akan sangat
membantu penerapan kaidah-kaidah pembelajaran pendidikan dasar. Masalahnya
inovasi kurikulum tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan dalam pendidikan.
Maju mundurnya pendidikan bergantung sejauhmana pemahaman guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk pemahaman terhadap kurikulum. Karena
itu sifatnya mutlak bagi guru dalam membelajarkan siswa memahami strategi
inovasi kurikulum, tanpa guru melakukan inovasi kurikulum rasanya sulit
diketahui secara pasti bagaimana kemajuan pendidikan dapat diketahui secara
pasti. Masalah – masalah kurikulum berkaitan dengan azas relevansi dan
berkaitan dengan mutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik, sedangkan
pemerataan yang berhubungan dengan kesempatan dan peluang, kemudian efisiensi
dari segi internal dan eksternal.
Munculnya inovasi sangat beragam dan dilatar
belakangi oleh tantangan untuk menjawab masalah-masalah krusial dalam pendidikan. Masalah-masalah inovasi kurikulum
mencakup aspek inovasi dalam struktur kurikulum, materi kurikulum, dan inovasi
proses kurikulum. Inovasi kurikulum juga tergantung pada dinamika masyarakat
sehingga perubahan di masyarakat memiliki implikasi perubahan dalam pendidikan.
Perubahan dalam pendidikan merupakan hal yang harus di lakukan manakala inovasi
pendidikan yang lama dapat merugikan anak didik juga struktur kurikulum.
Perubahan kurikulum merupakan hal yang biasa di lakukan oleh pemerintah dan
bilamana pemerintah mempertahankan kurikulum yang ada akan merugikan masyarakat
itu sendiri. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan.
Inovasi kurikulum dikembangkan untuk memberikan
keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan
untuk meningkatkan daya saingdan daya jual untukmenciptakan kehidupan yang
bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan budaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas maka masalah yang dibahas adalah :
1.
Apa
Pengertian dan Pengembangan Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi?
2.
Apa
Pengertian dan Pengembangan Inovasi kurikulum Berbasis Masyarakat?
3.
Apa Pengertian
dan pengembangan Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Ibu Siti Muawanah, M.Pd dan untuk membekali diri akan
inovasi kurikulum.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar
calon guru memiliki kemampuan untuk mengembangkan Inovasi Kurikulum sehingga
dapat memenuhi kebutuhan para peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi merupakan
kemampuan mengerjakan sesuatu yang berbeda dengan sekedar mengetahui sesuatu.
Kompetensi harus didemostrasikan sesuai dengan standar yang ada dilapangan
kerja (Hamalik,2000). Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai
dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Jadi
Kompetensi dapat diartikan suatu kemampuan anak untuk menstransfer dan menerapkan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang pada situasi yang baru.
Kurikulum berbasis
kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas,2002)
Rumusan Lain tentang
kompetensi menurut McAshan (1981) adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki seseorng yang telah menjadi bagian dari
dirinyasehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, psikomotoriknya.
KBK berorientasi bahwa
siswa bukan hanya memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan
intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat
mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Gordon (1988)
menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai
berikut :
1.
Pengetahuan
(knowledge)
2.
Pemahaman
(understanding)
3.
Keterampilan
(skill)
4.
Nilai (value)
5.
Sikap
(attitude)
6.
Minat (interest)
Kompetensi apa saja yang harus di capai oleh KBK?
Wina Sanjaya(2005) memberikan apresiasi terdapat 4 kompetensi dasar yang harus
dimiliki siswa sesuai tuntutan KBK, yaitu :
1.
Kompetensi
akademik.
2.
Kompetensi
okupasional.
3.
Kompetensi
kultural.
4.
Kompetensi
temporal.
2. Karakteristik Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Makna yang terkandung dan tersirat
dalam KBK terdiri dua hal, yaitu :
1. KBK mengharapkan adanya hasil dan dampak yang
diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna.
2. KBK memberikan peluang pada siswa sesuai dengan
keberagaman yang dimiliki masing-masing. Dalam KBK, siswa tidak sekedar dituntut
untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana konsep yang dipelajari
berdampak pada perilaku dalam berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. KBK juga menghargai
bahwa setiap siswa memiliki kemampuan. Minat dan bakat, yang berbeda sehingg
diberikan peluangkepada siswa tersebut untuk belajar sesuai dengan keberagaman
dan kecepatan masing-masing.
Berdasarkan makna
tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum yang memiliki karakteristik utama
sebagai berikut :
1.
KBK memuat
sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasai
dan di capai siswa.
2.
Implementasi
pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan
keberagaman setiap individu.
3.
Evaluasi
dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
Wiliam
E, menjelaskan bahwa KBK memiliki karakteristik:
a.
Materi yang
dipelajari merupakan bidang spesifik
b.
Kegiatan
pembelajaran berfokus pada peserta, media, dan bahan belajar yang di rancang
untuk membantu peserta didik belajar.
c.
Menyediakan
waktu yang cukup bagi peserta dalam menguasai kompetensi-kompetensi sebelum
diizinkan beralih ke kompetensi lain.
d.
Setiap
peserta didik mendemonstrasikan kompetensi yang telah diselesaikannya.
Depdiknas (2002)
mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci dibandingkan dengan
pernyataan diatas yaitu :
1.
Menekankan
pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal.
2.
Berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman.
3.
Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai
dengan keberagaman siswa.
4.
Sumber
belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur
edukatif.
5.
Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
Setelah kita
memahami karakteristik KBK , maka sebenarnya apa yang ingin di capai oleh
kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan peserta didik untuk
menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah
kecakapan hidup (life skill). Ada pun tujuan kecakapan hidup adalah
mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat di gunakan untuk memecahkan
problema yang dihadapi. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan
berbasis luas. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah dengan
memberikan peluang pemanfaatan sumber daya yang ada dimasyarakat sesuai dengan
manajemen berbasis sekolah.
3. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan KBK
berfokus kepada kompetensi tertentu berupa paduan: pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman
terhadap konsep yang dipelajarinya. Penerapan KBK memungkinkan guru menilai
hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman apa yang dipelajari. Karena itu peserta
didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai
prasyarat
untuk melanjutkan penguasaan sejumlah kompetensi berikutnya:
1. Asas Pengembangan KBK
Pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada tiga asas pokok, yaitu asas
filosofis, psikologis dan sosiologis. Ketiga asas pengembangan kurikulum
tersebut merupakan landasan pokok KBK sebagai pedoman dan perangkat
perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan yang dibingkai oleh tiga sisi yang
sama-sama
penting seperti sisi filosofis, psikologis, dan sosiologis.
2. Prinsip-prinsip pengembangan KBK.
Proses pengembangan
KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai
berikut :
a. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
b. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan
kinestika.
c. Penguatan integritas nasional.
d. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.
e. Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi
keterampilan diri, keterampilan berfikir rasional, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
f. Pilar Pendidikan.
g. Komprehensif dan berkesinambungan.
h. Belajar sepanjang hayat.
i. Difersifikasi kurikulum.
3. Implikasi KBK terhadap pengembangan aspek
pembelajaran.
a. Pengembangan rancangan pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki anak didik. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
rancangan kegiatan pembelajaran sebagai berikut : Pertama, rancangan kegiatan
pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah,
menemukan sendiri pengetahuan. Kedua, rancangan pembelajaran harus disesuaikan
dengan ragam sumber belajar dan sasaran pembelajaran yang tersedia. Ketiga,
pembelajaran harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan
belajar. Keempat, pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap
kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang
sosial ekonomi dan laIn-lain.
b.
Pengembangan
proses pembelajaran
KBK sebagai sebuah
kurikulum yang menekankan kepada pencapaian kompetensi memiliki implementasi
terhadap proses pembelajaran yang mesti dilakukan guru dan siswa. Konteks
pembelajaran yang diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha menyediakan waktu
dan tempat agar siswa belajar. Belajar itu sendiri bukan menumpuk ilmu
pengetahuan akan tetapi merupakan proses perubahan perilaku melalui pengalaman
belajar.Implikasi ini sangat penting sebab akan mempengaruhi tindakan guru
dalam pengelolaan pembelajaran, baik dalam pengembangan strategi pembelajaran
maupun dalam menggunakan berbagai sumber belajar.
c.
Pengembangan
evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan seperti orang, benda,
kegiatan, keadaan kesatuan tertentu. Karakteristik evaluasi meliputi, pertama
evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses tersebut dilakukan
untuk memberi makna atau nilai. Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari :
pertama pengumpulan data dan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa,
kedua pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi
yang telah diperoleh.
Sebagai bentuk
kurikulum yang menghendaki ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk
penilaian harus dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi
evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif.
B.
Inovasi Kurikulum
Berbasis Masyarakat
1. Pengertian Kurikulum
Berbasis Masyarakat
Kurikulumberbasis
masyarakat yang bahan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan
didaerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya
dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh
siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan
kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Tujuan kurikulum
tersebut adalah :
1.
Memperkenalkan
siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya, ketrampilan yang nilai
ekonominya tinggi didaerah tersebut.
2.
Membekali
siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka
dimasyarakat.
3.
Membekali
siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memilikikelebihan
antara lain : Pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuaidengan tingkat dan kemampuan
sekolah, baik kemampuan finansial, profesional, manajerial. Ketiga, disusun
oleh guru-guru
sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada
motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk
mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya.
2.
Karakteristik
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat
adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam
masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah. Hamalik (2005) merinci
karakteristik kurikulum berbasis pada masyarakat meliputi :
1. Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis
masyarakat :
a.
Pembelajaran
berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber
pada buku teks.
b.
Disiplin
kelas berdasarkan tanggung jawab bersama.
c.
Metode
mengajar terutama dititiberatkan pada pemecahan masalah.
d.
Bentuk
hubungan atau kerja sama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat.
e.
Strategi
pembelajaran meliputi karyawisata, manusia ( nara sumber ) dll.
2. Karakteristik materi pembelajaran.
Kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu
diajarkan, kriteria tersebut antara lain:
a.
Validitas.
b.
Tingkat
kepentingan yang benar-benar diperlukan oleh siswa.
c.
Kebermanfaatan.
d.
Layak
dipelajari.
e.
Menarik minat
f.
Alokasi waktu
terkait dengan keleluasaan dan kedalaman materi.
g.
Sarana dan
sumber belajar.
3. Kegiatan siswa dan guru.
Kegiatan siswa mestinya mempertimbangkan pemberian
peluang bagi siswa untukmencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan di
bawah bimbingan guru.Materi pembelajaran dipilih haruslah yang dapat memberikan
pembekalan kemampuan/kecakapan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Guru dalam kurikulum berbasis masyarakat berperan
sebagai fasilitator, sumber belajar, konsultan, sebagaimitra kerja yang
memfasilitasi siswa dalam pembelajaran.
4. Penilaian dalam kurikulum berbasis masyarakat.
Penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan
belajar mengajar, oleh karena itu disebut Penilaian Berbasis
Kelas (PBK). Berdasarkan
karakteristik kurikulum berbasis masyarakat,maka hakekatnya karakteristik
tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa karakteristik sebagai berikut : Pertama, kurikulum
bersifat realistik. Para siswa dapat mengamati kenyataan sesungguhnya dalam
kehidupan masyarakat yang bersifat kompleks. Kedua, kurikulum menumbuhkan kerjasama dan
integrasi antara sekolah dan masyarakat. Ketiga, kurikulum berbasis masyarakat
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk belajar secara aktif penuh
kreativitas. Keempat, produser pembelajaran memperdayakan semua metode dan
teknik pembelajaran secara sistematik dan bervariasi. Kelima, pengembangan kurikulum berbasis masyarakat
membantu siswa agar mampu berperan dalam kehidupan. Keenam, kurikulum yang berbasis masyarakat
menyediakan sumber-sumber belajar yang berasal dari masyarakat.
3. Pengembangan Kurikulum Berbasis
Masyarakat.
Karena pengaruh perkembangan teknologi terjadi
perubahan yang cukup drastis dalam segalabidang termasuk pekerjaan. Masyarakat
perkotaan berubah cepat dibandingkan masyarakat pedesaan. Pola kehidupan
agraris berubah menjadi pola kehidupan industri, dimana kehidupan masyarakatnya
menuntut memiliki spesialisasi dan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan.
Sehingga sifat – sifat kebersamaan diganti oleh sifat individualis dan kerja
kerja.
Komponen-komponen kurikulum berbasis masyarakat meliputi :
1.
Tujuan dan
filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
2.
Analisis
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan siswa.
3.
Tujuan
kurukulum.
4.
Pengorganisasian
dan implementasi kurikulum.
5.
Tujuan pembelajaran.
6.
Strategi
pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
7.
Teknik
evaluasi.
8.
Implementasi
strategi pembelajaran.
9.
Penilaian
dalampembelajaran dan
10. Evaluasi pogram kurikulum.
C.
Inovasi Kurikulum Berbasis
Keterpaduan
1.
Pengertian Kurikulum
Berbasis Keterpaduan
Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada keseluruhan,
kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan
interpendensi antara komponen-komponennya (Alisyahbana, l974:17).Ini berarti
organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang
meniadakanbatas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan
pelajaran dalam bentukunit atau keseluruhan (integrated curriculum).
Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar
bagi parasiswa. Kesempatan belajar tersebut dirancang dan dilaksanakan secara
menyeluruhdengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh, Oleh karena itu
diperlukanpengaturan, kontrol, bimbingan agar proses belajar terarah
ketercapaian tujuan-tujuankemampuan yang diharapkan. Kurikulum dirancang
berdasarkan sistem keterpaduanyang mempertimbangkan komponen-komponen masukan,
proses dan produk secara seimbang dan setaraf. Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan
pada mata mata pelajaranlogis dan sistematis agar siswa menguasai struktur
pengetahuan tertentu. Pada komponenproses, kurikulum dititikberatkan pada
pembentukan konsp berfikir dan cara belajar yangdiarahkan kepada pengembangan
peta kognitif. Pada komponen produk, kurikulumdititikberatkan pada pembentukan
tingkah laku spesifik. Ketiga komponen tersebutberinteraksi dalam kurikulum
secara terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu untukmengembangkan kemampuan
yang merupakan gejala tingkah laku berkat pengalamanbelajar. Tingkah laku yang
diterapkan adalah integrasi atau behavior is the betterintegrated, terjadi
dikarenakan pengalaman-pengalaman dalam situasi tertentu, bukankarena
kecenderungan alami atau kematangan kondisi temporer, sehinggaperubahantingkah
laku bersifat permanen dan bertalian dengan situasi tertentu
(Hilgard&Bower,l977:17).
2.
Komponen-Komponen
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum Berbasis Keterpaduan meliputi berbagai komponen yang
salingberkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem proses yakni
metode, materidan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan
komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh
mempengaruhi satusama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi
harapankuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
kualitas yakni mutululusan ditinjau dari segi tujuan instrinsik dan tujuan
ekstrinsik. Tujuan instrinsikberoreantasi bahwa lulusan diharapkan menjadi
insan-insan terdidik, berbudaya danberahlakulkarimah. Tujuan ekstrinsik,
beroreantasi bahwa lulusan sesuai dengan tuntutanlapangan pekerjaan khususnya
kompeten di bidang pekerjaannya.Komponen metode terdiri dari program
pembelajaran, metode penyajian, bahandan media pendidikan. Sedangkan komponen
materi terdiri dari fasilitas, sarana danprasarana, perlengkapan, dan biaya.
Komponen ini disediakan dalam jumlah dan kualitasyang memadai dan berfungsi
sebagai unsur penunjang proses pendidikan. Khusus mediapendidikan bagaimana
media tersebut menggunakan lingkungan sekolah tempat belajardan selalu
memudahkan dan menyederhanakan materi sehingga menyenangkan situasibelajar
siswa.
Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum
danketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi
formatifdan evaluasi summatif. Hasil evaluasi memberikan informasi untuk
membuat keputusantentang tingkat produktivitas kurikulum dan derajat
performansi yang dicapai oleh siswa.Komponen balikan berguna untuk memberikan
informasi dalam rangka umpanbalik demi perbaikan sistem kurikulum. Sumber
informasi diperoleh dari hasil evaluasiyang telah dilaksanakan sekolah dan
lembaga tempat para lulusan bekerja.Komponen masyarakat merupakan masukan
eksternal dalam bidang sosial danbudaya, yang berfungsi sebagai faktor
penunjang dan turut mewarnai pelaksanaankurikulum secara keseluruhan.
3.
Karakteristik Kurikulum
Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan
batas-batasantara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk unit atau keseluruhan (Hamalik, l993:32). Dengan demikian, kurikulum
terpadu mengintegrasikankomponen-komponen mata pelajaran sehingga batas-batas
mata pelajaran tersebut sudahtidak nampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan
dalam bentuk masalah atau unit.
Keunggulan
atau manfaat kurikulum terpadu diantaranya, adalah:
(a). Segalasesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat,
(b). Kurikulum ini sesuai
denganpendapat-pendapat modern tentang belajar,
(c). Memungkinkan hubungan
yang eratkaitannya antara sekolah dengan masyarakat,
(d). Sesuai dengan faham
domakratis,
(e). Mudah disesuaikan dengan
minat, kesanggupan, dan kematangan pesera didik.
4.
Prosedur Pengembangan
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Sekarang ini ada kecenderungan guru mengemas pengalaman belajar
siswaterkotak-kotak dengan tegas antara bidang studi satu dengan bidang studi
lainnya,kurikulum yang memisahkan penyajian mata-mata pelajaran secara tegas
hanya akanmembuat kesulitan bagi siswa, karena pemisahan seperti itu akan
memberikanpengalaman belajar yang bersifat artifisial. Sementara di jenjang
sekolah dasar khususnyasiswa pada kelas-kelas awal lebih menghayati
pengalamannya secara totalitas, hal iniakan mengundang kesulitan belajar dengan
pemilahan-pemilahan pengalaman secaraartifisial tersebut.
Sesuai dengan teori Gestalt yang mengedepankan pengetahuan yang
dimilikisiswa dimulai dari keseluruhan baru menuju bagian-bagian. Siswa pada
jenjang sekolahdasar paling dominan menghayati pengalamannya masih berfikir
secara keseluruhan,mereka masih sulit menghadapi pemilihan yang
artifisial(terpisah-pisah). Ini berarti siswakelas rendah di sekolah dasar itu
melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yangmerupakan suatu keseluruhan yang
belum jelas unsur-unsurnya dengan pemaknaansecaraholistik yang bertitik tolak
dari yang bersifat konkrit.Melalui pemikiran tersebut, maka kurikulum terpadu
yang berangkat dari bentukrencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran unit (unit teaching).
Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang
berpusat padabidang masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat
digunakan untukmelaksanakan suatu pengajaran unit. Dengan perkataan lain,
resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum,
lengkap dan luas serta merupakanreservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
1. Tujuan
sumber unit
Tujuan
pendidikan dan pembelajaran unit antara lain:
(1). Menyediakan
sumber-sumber yang dapat digunakan dalam merencanakan sesuatuunit dan berisi
saran-saran, petunjuk-petunjuk tentang kegiatan-kegiatan siswa, baik secara
perorangan maupun secara kolektif.
(2). Memberikan bimbingan
atau petunjuk dalam menentukan lingkup masalah atausyarat-syarat tentang
tingkat tujuan yang hendak dicapai.
(3). Memuat hal-hal yang dapat dijadikan petunjuk dan bantuan mengajar
secara teraturdan tersusun agar lebih efektif.
(4). Memuat saran tentang penilaian.
(5). Menunjukkan
bermacam-macam pengalaman tertentu yang dapat dipergunakan gurudan
mengembangkan satuan pengajaran.
2. Kriteria penyusunan rencana umum
(1). Rencana umum bernilai
atau dapat digunakan di dalam banyak situasi dan bersifatfleksibel, baik isi
maupun prosedur-prosedur mengajar dan belajar.
(2). Rencana umum
dikembangkan oleh kelompok guru dan bukan hanya oleh seorangguru saja.
(3). Cara yang paling
efektif adalah apabila rencana tersebut dilaksanakan oleh kelompokguru yang
telah mempersiapkannya.
(4). Rencana umum disusun
sedemikian rupa agar mudah dilakukan dan diubah sesuaidengan kondisi dan
fasilitas yang tersedia.
(5). Program ini
menyediakan cukup persiapan fasilitas, waktu bagi peserta pelayanandan
ketatausahaan
3. Organisasi dan isi rencana umum
(1). Filsafat dan tujuan
sekolah seharusnya betul-betul dipahami oleh guru yangmenyusun guru unit ini
dan dirumuskan secara jelas.
(2). Tujuan rencana tersebut seharusnya memberikan sumbangan yang
bermakna bagipencapaian tujuan sekolah dan memberikan arah bagi pengembangan
pembelajaran.
(3). Ruang lingkup resource
unit berisikan suatu perumusan scope yang jelas sepertipembatasan istilah yang
digunakan, untuk tingkatan kelas mana unit itu dipersiapkandan referensi yang
membantu guru terhadap daerah permasalahan.
(4). Kegiatan yang
disarankan meliputi sejumlah kegiatan belajar bagi individu dankelompok dipilih
secara diorganisir agar dapat dipergunakan secara efektif.
(5). Rencanakan secara
lengkap buku-buku sumber dan alat bantu yang akan digunakan.
(6). Prosedur evaluasi dan
alat-alatnya dipilih sesuai dengan tujuan yang telahdirumuskan dan menjadi
bagian integral dari rencana umum.
(7). Penglaman dalam suatu unitkerap kali membantu guru dalam perencanaan
unit unitselanjutnya. Sesuatu rencana umum berisi banyak kemungkinan yang
mendorongpenyelidikan dan belajar hal-hal yang baru diketahui.
(8). Diperlukan diskusi tentang berbagai rencana umum dalam rangka
perencanaan secarakooperatif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inovasi kurikulum meliputi
pengembangan dalam bidang kurikulum berbasis kompetensi meliputi konsep KBK
karakteristik KBK dan proses pengembangan KBK. Kurikulum berbasis masyarakat
merupakan kurikulum yang menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna
mencapai tujuan pengajaran. Kurikulum ini pula memiliki tujuan memberikan kemungkinan
kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri dan
bekal keterampilan. Karakteristik kurikulum berpusat kepada masyarakat di
tinjau dari segi pembelajaran baik orientasi, metode, sumber belajar, strategi
pengajaran berpusat pada kepentingan siswa sebagai bekal hidup dimasa
mendatang. Pengembangan kurikulum ini bertitik tolak dari tujuan pendidikan,
analis kebutuhan, implementasi kurikulum, seleksi strategi pembelajaran, tehnik
evaluasi dan evaluasi program kurikulum.
Kurikulum terpadu disebut integrated
curriculum merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara
berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit.
Ciri-ciri utama kurikulum terpadu antara lain berlandaskan teori belajar
Gesalt, berdasarkan kebutuhan anak didik, sistem unit peran guru sama aktifnya
dengan peran siswa dan sesuai dengan minat dan perkembangan anak didik.
Prosedur pengembangan kurikulum terpadu terdiri dari rencana umum dan
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran.
B.
Saran
Adapun saran dari penulis
adalah semoga dengan penulis atau pembuat makalah yang berjudul “Inovasi
Kurikulum” ini dapat menambah pengertian dan pemahaman kita bahwa inovasi
kurikulum akan sangat membantu penerapan kaidah-kaidah pembelajaran pendidikan
dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Djam’an Satori, Udin Syaefudin
Sa”ud. 2007. Modul Inovasi Pendidikan
Dasar. Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar SPS. UPI. Bandung.
Subandijah. (1993). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar