BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang
dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan
yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas.
Pembaharuan
mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan
kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual terhadap
peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi
pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus
menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak,
perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka permasalahan yang akan di bahas, yaitu :
- Apakah
pengertian inovasi?
- Apakah
pengertian inovasi pendidikan?
- Apakah
perbedaan antara diskoveri, invensi dan modernisasi?
- Apakah
faktor penyebab terjadinya inovasi dalam pendidikan?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan ini yaitu:
1. Mengetahui
pengertian inovasi.
2. Mengetahui
pengertian inovasi pendidikan.
3. Mengetahui
perbedaan diskoveri, invensi dan modernisasi.
4. Mengetahui
faktor penyebab terjadinya inovasi dalam pendidikan.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah
ini dengan kajian pustaka. Yakni dengan mengkaji buku-buku atau reverensi yang
relevan sesuai dengan topik-topik yang di bahas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
INOVASI
Kata
“innovation” (bahasa inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan (S. Wojowasito, 1972; Santoso S. Hamijoyo, 1996). Untuk memperluas
wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan
dulu tentang pengertian discovery,
invention, dan innovation sebelum membicarakan tentang pengertian inovasi
pendidikan.
Diskoveri
(discovery) adalah penemuan sesuatu
yang sebenarnya benda atau hal yang ditentukan itu sudah ada, tetapi belum
diketahui orang.
Invensi
(invention) adalah penemuan sesuatu
yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang
ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil
kreasi baru.
Inovasi
(innovation) ialah suatu ide, barang,
kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa hasil invensi maupun
diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Pengertian Inovasi
menurut Everett M. Rogers, mendefisisikan bahwa inovasi adalah
suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai
suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Pengertian Inovasi
menurut Stephen Robbins, mendefinisikan, inovasi sebagai
suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu
produk atau proses dan jasa.
Pengertian inovasi menurut Van de Ven, Andrew
H, inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang
dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang
lain dalam suatu tatanan organisasi.
Pengertian inovasi
menurut Kuniyoshi Urabe, inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one
time phenomenon), melainkan suatu proses panjang dan kumulatif
yang meliputi banyak proses pengambilan keputusan
di dan oleh
organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai
implementasinya di pasar.
Pengertian Inovasi
menurut UU No. 18 tahun 2002, inovasi adalah
kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,
atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada
ke dalam produk atau proses produksi.
Ansyar, Nurtain (1991), menjelaskan bahwa
Inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial
tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Menurut Santoso (1974), Tujuan utama Inovasi
adalah meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur
dan prosedur organisasi.
B.
PENGERTIAN
INOVASI PENDIDIKAN
Pendidikan kita dewasa
ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:
1. Bertambahnya
jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat
untuk mendapat pendidikan, yang secara komulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.
2. Berkembangnya
ilmu pengetahuan yang modern mengkehendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh
dan penguasaan kemampuan terus menerus, dan dengan demikian menuntut pendidikan
yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup.
3. Berkembangnyaa
teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan
lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan
di atas lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik dari
luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, diantaranya:
1. Sumber-sumber
yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif
dan efisien.
2. Sistem
pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan, suasana belum menarik, dan sebagainya.
3. Pengelolaan
pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan
tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.
4. Masih
kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam
praktek.
Keseluruhan tantangan dan
persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan
yang baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan
penjelajahan yang mendahului percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar
coba-coba. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan
persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan caraa yang tradisional atau
komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang
dinamakan inovasi pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah
suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat
dijabarkan istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidkan, sebagai
berikut :
-
“Baru” dalam inovasi
dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilakasanakan oleh
penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang
lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
-
“ Kualitatif” berarti
inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsusr-unsur dalam pendidikan. Jadi bukan semata-mata penjumlahan atau
penambahan unsur-unsur setiap komponen. Tindakan menambah anggaran belanja
supaya tidak lebih banyak mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya,
meskipun perlu dan penting, bukan merupakan tindak inovasi. Akan tetapi,
tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang
kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang,
dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa yang lebih banyak dan
dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan inovasi.
-
“Hal” yang dimaksud
dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam
subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau
rangkai ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap bercorak mental,
sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yang diperbaharui
ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan,
peraturan norma, barang, dan alat.
-
“ Kesengajaan”
merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidikan dewasa ini.
Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan kalangan
pendidkan agar kita kembali pada pembelajaran (learning), dan pengajaran
(teaching), dan menghindari diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering).
Sering digunakannya kata-kata dan dikembangkannya konsepsi-konsepsi inovasi
pendidikan dan kebijakansanaan serta strategi untuk melaksanakannya,
membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan menyempurnakan
pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat
diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi perseorangan
belaka.
-
“Meningkatkan
Kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan
sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan
yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
-
“Tujuan” yang
direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan
antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan dari
inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektivitas, mengenai sasaran jumlah
anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya
(menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya.
Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun tidak penting.
Bilamana demikian, apa yang semula dianggap sebagai inovasi setelah diuji,baik secara
teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti disebutkan
semula.
Dapat kita simpulkan bahwa
yang dimaksud Inovasi pendidikan adalah
inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan.
Jadi inovasi pendidikan
ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang (masyarakat) baik
berupa hasil invensi
atau diskaveri, yang digunakan
untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.
Pendidikan adalah
suatu sistem, maka
inovasi pendidikan mencakup
hal-hal yang berhubungan
dengan komponen sistem
pendidikan, baik sistem
dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain,
maupun sistem dalam arti yang
luas misalnya sistem
pendidikan nasional. Mattew
B. Miller menjelaskan pengertian
inovasi pendidikan sebagai
berikut: ”To give
more concreteness the universe
called ”educational innovations”
some samples are described
billow. They are
organized according to
the aspect of
a social system which
they appear to
be most clearly
associated. In most
cases social system involved should be taken to be that of
a school or cell although some innovations
take place within the context of
many larger systems.”
Berikut ini
contoh-contoh inovasi pendidikan
dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem
sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B.Miles, dengan
perubahan isi disesuaikan
dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
-
Pembinaan personalia.
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu menentukan
personal (orang) sebagai
komponen sistem. Inovasi
yang sesuai dengan komponen
personal misalnya: peningkatan
mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib
siswa, dan sebagainya.
-
Banyaknya personal
dan wilayah kerja.
Sistem sosial tentu
menjelaskan tentang berapa jumlah
personalia yang terikat
dalam sistem serta
dimana wilayah kerjanya. Inovasi
pendidikan yang relevan
dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa
pada satu sekolah dalam sistem PAMONG
pernah diperkenalkan ini
dengan ratio 1
: 200 artinya
satu guru dengan
200 siswa). Sekolah Dasar
di Amerika satu
guru dengan 27
siswa, perubahan besar wilayah
kepemilikan, dan sebagainya.
- Fasilitas
fisik.
Sistem sosial termasuk
juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana dan
hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang sesuai
dengan komponen ini
misalnya: perubahan bentuk tempat
duduk (satu anak
satu kursi dan
satu meja), perubahan pengaturan dinding
ruangan (dinding batas
antar ruang dibuat
yang mudah dibuka, sehingga pada
diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan
perabot laboratorium
bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi
Stasiun
Terbatas), dan sebagainya.
-
Penggunaan waktu.
Suatu sistem pendidikan
tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu.
Inovasi yang relevan
dengan komponen ini
misalnya: pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan, pembuatan
jadwal pelajaran yang dapat memberi
kesempatan mahasiswa untuk
memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya.
- Perumusan
tujuan.
Sistem pendidikan tentu
memiliki rumusan tujuan
yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya:
perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan
tantangan kehidupan), perubahan
rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
- Prosedur. Sistem
pendidikan tentu mempunyai
prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan
dengan komponen ini
misalnya: penggunaan
kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar,
pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
-
Peran yang
diperlukan. Dalam sistem
sosial termasuk sistem
pendidikan diperlukan
kejelasan peran yang
diperlukan untuk melancarkan
jalannya pencapaian tujuan inovasi
yang relevan dengan
komponen ini, misalnya: peran guru
sebagai pemakai media
(maka diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam
media), peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota
team teaching, dan sebagainya.
- Wawasan
dan perasaan. Dalam
interaksi sosial biasanya
berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan
wawasan dan perasaan
dalam melaksanakan tugas
untuk mencapai tujuan pendidikan
yang sudah ditentukan
akan mempercepat
tercapainnya tujuan. Inovasi
yang relevan dengan
bidang ini misalnya: wawasan pendidikan
seumur hidup, wawasan
pendekatan keterampilan
proses, perasaan cinta
pada pekerjaan guru,
kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan
untuk menunjang pelaksanaan
kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.
-
Bentuk hubungan antar bagian
(mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara
bagian atau mekanisme
kerja antara bagian dalam
pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Inovasi
yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian
tugas antara seksi di
kantor departemen pendidikan
dan mekanisme kerja
antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja
antara jurusan, fakultas, dan biro
registrasi tentang pengadministrasian nilai
mahasiswa, dan sebagainya.
-
Hubungan dengan sistem yang lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal harus berhubungan atau
bekerja sama dengan sistem yang lain.
Inovasi yang relevan
dengan bidang ini
misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan
sekolah bekerjasama atau
berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data
pelaksanaan KKN harus
kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan sebagainya.
-
Strategi. Yang
dimaksud dengan strategi
dalam hal ini
ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai
tujuan inovasi pendidikan. Adapun macam
dan pola strategi
yang digunakan sangat
sukar untuk diklasifikasikan, tetapi
secara kronologis biasanya
menggunakan pola urutan sebagai berikut:
1) Desain. Ditemukannya suatu
inovasi dengan perencanaan
penyebarannya berdasarkan
suatu penelitian dan
obeservasi atau hasil
penilaian terhadap pelaksanaan
sistem pendidikan yang sudah ada.
2) Kesadaran dan perhatian. Suatu
potensi yang sangat
menunjang berhasilnya
inovasi ialah adanya
kesadaran dan perhatian
sasaran inovasi (baik individu
maupun kelompok) akan
perlunya inovasi. Berdasarkan kesadaran itu mereka akan
berusaha mencari informasi tentang inovasi.
3) Evaluasi. Para sasaran
inovasi mengadakan penilaian
terhadap inovasi tentang kemampuannya
untuk mencapai tujuan,
tentang kemungkinan dapat terlaksananya
sesuai dengan kondisi
situasi, pembiayaannya dan sebagainya.
4) Percobaan. Para sasaran
inovasi mencoba menerapkan
inovasi untuk membuktikan apakah
memang benar inovasi
yang dinilai baik
itu dapat diterapkan seperti
yang diharapkan. Jika
ternyata berhasil maka
inovasi akan diterima dan terlaksana dengan sempurna sesuai strategi inovasi
yang telah direncanakan.
C.
INOVASI
DAN MODERNISASI
Pada waktu
membicarakan inovasi sering
orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi,
karena antara keduanya
tampak persamaan yaitu
kedua-duanya merupakan perubahan
sosial. Agar dapat
mengetahui apa perbedaan
dan juga kaitan antara
inovasi dan modernisasi,
perlu dipahami apa
inovasi dan apa modernisasi, baru
kemudian dicari kaitan
antara keduanya. Inovasi
telah dibicarakan maka sekarang dibicarakan modernisasi.
Istilah (term)
“modern” mempunyai berbagai
macam arti dan
juga mengandung berbagai macam
tambahan arti (connotations). Istilah
modern ini digunakan tidak hanya
untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga
seperti rumah sakit,
sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakaian, serta bebagai macam
kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan
terjadinya perubahan ke
arah yang lebih
baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih
meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam
perkembangan transportasi, karena
kuda lebih modern
daripada gerobak yang ditarik
orang, tetapi mobil
lebih modern daripada
kereta kuda, pesawat lebih
modern daripada mobil.
Jadi “modern” dari
satu segi dapat diartikan sesuatu
yang baru dalam
arti lebih maju
atau lebih baik
daripada yang sudah ada. Baik dalam
arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan
bahwa menurut sejarahnya
modernisasi adalah proses perubahan
sistem sosial, ekonomi,
dan politik, yang
telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke
17 sampai abad ke 19, dan kemudian telah
berkembang pula di
berbagai Negara di
Eropa. Dalam abad
ke 19 dan 20
berkembang pula ke
Amerika Selatan, Asia,
dan Afrika. Proses
perkembangan atau perubahan itu
berlangsung secara bertahap,
dan tidak semua
masyarakat berkembang dalam tahap
urutan yang sama.
Jadi modernisasi pada
dasarnya merupakan proses perkembangan,
secara kebetulan Eropa
Barat dan Amerika Utara
telah berkembang lebih
dahulu, dan sekarang
bangsa dari dunia
ketiga sedang berjuang untuk
menyamakan diri mencapai
status kehidupan modern. Dengan kata lain modernisasi adalah
bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar
dapat meningkatkan hal-hal
yang esensial dalam
kehidupan, walaupun mungkin juga
terjadi kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).
Inkeles mengemukakan
secara detail tentang
ciri-ciri manusia modern, berdasarkan penelitiannya pada
masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara lain
ia mengemukakan bahwa
ada 12 aspek
yang menjadi tanda
(karakteristik) manusia modern yaitu:
1. Bersikap terbuka
terhadap pengalaman baru,
artinya jika menghadapi tawaran atau
ajakan hal-hal yang
baru yang lebih
menguntungkan untuk kehidupannya
akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri
terhadap perubahan.
2.
Selalu siap
menghadapi perubahan sosial,
artinya siap untuk
menerima perubahan-perubahan yang terjadi
dalam masyarakat, misalnya
partisipasi dalam bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi
wanita, perpindahan penduduk,
pergaulan atau hubungan
orang tua dengan
pemuda dan sebagainya. Manusia
modern siap untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitarnya.
3. Berpandangan yang
luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak
hanya berdasarkan apa yang
ada pada dirinya,
tetapi mau menerima
pendapat yang datang dari
luar dirinya serta
dapat memahami adanya
perbedaan pandangan dengan orang
lain. Ia dapat memahami sikap orang lain yang berbeda dengan dirinya.
4.
Mempunyai dorongan
ingin tahu yang
kuat. Manusia modern
akan selalu berusaha memperoleh
informasi tentang apa
yang terjadi di
lingkungannya dan juga informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan
kehidupannya.
5.
Manusia modern lebih berorientasi
pada masa sekarang dan masa yang akan datang
daripada masa yang
lampau. Manusia modern
tidak hanya akan mengenang kejayaan atau kegagalan masa
lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa sekarang dan yang
datang.
6.
Manusia modern
berorientasi dan juga
percaya pada perencanaan
baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Kehidupan
manusia moden selalu direncanakan sebelumnya melalui
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
7.
Manusia modern
lebih percaya pada
hasil perhitungan manusia
dan pemikiran manusia daripada
takdir atau pembawaan. Ia
percaya bahwa manusia dapat
mengontrol kejadian di sekitarnya.
8. Manusia modern
menghargai ketrampilan teknik
dan juga menggunakannya sebagai dasar pemberian
imbalan.
9. Wawasan pendidikan
dan pekerjaan. Manusia
modern memiliki wawasan yang
lebih maju tentang
pendidikan dan pekerjaan.
Pendidikan di sekolah formal lebih ditekankan untuk
menguasai keterampilan membaca, menulis dan berhitung daripada untuk
melaksanakan pendidikan agama atau moral, karena ilmu pengetahuan dan
teknologi yang akan dapat dipakai untuk
memecahkan masalah kehidupan. Demikian pula manusia modern akan memiliki pekerjaan
yang dapat memberi
keuntungan walaupun mungkin
melanggar sangsi kepercayaan
tradisional.
10. Manusia modern menyadari
dan menghargai kemuliaan
orang lain terutama orang yang lemah seperti wanita,
anak-anak, dan bawahannya.
11. Memahami perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil
keputusan akan mempertimbangkan juga
sejauh mana dampak
terhadap hasil produksi dari
suatu industri (ia
sebagai pegawai perusahaan
ikut menyadari akan kepentingan perusahaan).
Berdasarkan uraian
tersebut kini tiba saatnya untuk
membicarakan kaitan antara inovasi
dan modernisasi. Inovasi
dan modernisasi keduanya
merupakan perubahan sosial, perbedaannya
hanya pada penekanan
ciri dari perubahan
itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi
individu atau masyarakat
sedangkan modernisasi menekankan
pada adanya proses perubahan
dari tradisional ke
modern, atau dari
yang belum maju ke
yang sudah maju.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa diterimanya suatu
inovasi sebagai tanda adanya
modernisasi. Misalnya untuk
meningkatkan kesejahteraan
perlu diadakan transmigrasi.
Transmigrasi merupakan hal
yang baru bagi masyarakat, maka transmigrasi adalah
suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima ide
transmigrasi dan mau
melaksanakan transmigrasi berarti
sudah memenuhi ciri masyarakat
modern yang siap
menghadapi perubahan dan meninggalkan pola
pikir tradisi yang
bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan
ora mangan yen kumi” artinya
meskipun tidak makan
asal tetap berkumpul
dengan sesama saudara.
D.
KARAKTERISTIK
INOVASI PENDIDIKAN
Cepat
lambat penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik
inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan “blue
jean”, dalam waktu 1 sampai 5 tahun sudah merata keseluruh Amerika Serikat,
sedangkan penggunaan tali pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata
setelah memakan waktu beberapa puluh tahun. Everret M. Rogers (1993:14-16)
mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi, sebagai berikut :
1.
Keuntungan
relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status
sosial ( gengsi ), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya
inovasi.
2.
Kompatibel
(compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi
dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi
yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak
akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya
penyebarluasan penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebar inovasi akan
terhambat.
3.
Kompleksitas
(complexity) ialah tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan
inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat
proses penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui
tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh
kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak
dimasak jika diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar
diterima. Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh
masyarakat.
4.
Trialabilitas
(trialibility) ialah dapat dicoba atau tidaknya
suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh
masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya
penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh
masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu menanam dan dapat melihat
hasilnya.
5.
Dapat
diamati (observability) ialah mudah tidaknya
diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan
makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati
hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat. Misalnya penyebarlusan bibit
unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat hasil padi yang
menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk memutuskan mau menggunakan
bibit unggul yang diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk
mau belajar membaca dan menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para
petani sukar untuk melihat hasil yang nyata menguntungkan setelah orang tidak
buta huruf lagi.
Zatman,
Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atributnya sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan kombinasi
dari berbagai macam atribut (Zaltman,1973:32-50). Untuk memperjelas kaitan
antara inovasi dengan cepat lambatnya proses penerimaan (adopsi), maka kita
lihat secara singkat atribut inovasi yang dikemukakan Zaltman, sebagai berikut
:
1.
Pembiayaan
(cost), cepat lambatnya penerimaan penerimaan
inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan)
maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa
biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas inovasi itu
sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan
pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif, tetapi
karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2.
Balik
modal (returns to investment), atribut ini
hanya ada dalam inovasi dibidang perusahaan atau industry. Artinya suatu
inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan
modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidikan
atribut ini sukar dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui
dengan nyata dalam waktu relatif singkat.
3.
Efisiensi,
inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat waktu dan
juga terhindar dari berbagai masalah atau hambatan.
4.
Resiko
dari ketidakpastian, inovasi akan cepat
diterima jika mengandung resiko yang sekecil-kecinya bagi penerima inovasi.
5.
Mudah
dikomunikasikan, inovasi akan cepatditerima bila
isinya mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
6.
Kompatibilitas,
cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari kesesuaiannya dengan
nilai-nilai (value) warga masyarakat.
7.
Kompleksitas,
inovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar dengan
cepat.
8.
Status
ilmiah, suatu inovasi yang mudah dimengerti dan
mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.
9.
Kadar
keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima
inovasi apabila dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.
10.
Dapat
dilihat kemanfaatannya, suatu inovasi yang
hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan
sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh
masyarakat.
11.
Dapat
dilihat dari batas sebelumnya, suatu inovasi
akan makin cepat diterima oleh masyarakat apabila dapat dilihat batas
sebelumnya.
12.
Keterlibatan
sasaran perubahan, inovasi dapat mudah
diterima apabila warga masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang
dijalani.
13.
Hubungan
interpersonal, maka jika hubungan interpersonal
baik, dapat mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi. Dengan hubungan yang
baik maka orang yang menentang akan menjadi bersikap lunak, orang simpati akan
menjadi tertarik dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14.
Kepentingan
umum atau pribadi (publicness versus privateness).
Inovasi yang bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima
daripada inovasi yang ditujukan pada kepentingan sekelompok orang saja.
15.
Penyuluh
inovasi (gatekeepers). untuk melancarkan
hubungan dalam usaha mengenalkan suatu inovasi kepada organisasi sampai
organisasi mau menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat
menjadi penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka
diperlukan orang-orang yang bertugas mendatangi warga masyarakat untuk
menjelaskan perlunya melaksanakan program KB. Tersedianya penyuluh inovasi akan
mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian
berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat
menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat
memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan
inovasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata inovasai sering
diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang juga
dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu penemuan. Kata
penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris
“discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengaitkan antara pengertian inovasi
dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
Timbulnya inovasi didalam
pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang pelu dipecahkan
dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan
upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan
efisien.
Modernisasi adalah proses
perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat
yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Diantara tanda-tanda
masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi sudah makmur, bidang
politik sudah stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan kesehatan.
Perbedaan rumusan definisi
modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan penekanan. Ada yang
menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh yang mengartikan modernisasi
sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat. Ada juga yang menekankan pada
perubahan pribadi (individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola
hidup tradisional ke gaya atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau
gaya hidup individu terjadi sebagai akibat terjadinya perubahan kehidupan
masyarakat yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang sudah maju
(industri).
Inovasi dan modernisasi
keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri
dari perbuatan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanyan sesuatu yang diamati
sebagai sesuatu yang barbagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi
menekankan adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang
belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu
inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.
Cepat lambatnya penerimaan
inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu
sendiri. Rogers mengemukakan 5 macam karakteristik inovasi yaitu: keuntungan
relative, kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan dapat di amati. Demikian
berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat
menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat
memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan
inovasi.
B.
Saran
Makalah ini diharapkan dapat
menjadikan kita menjadi calon guru yang baik dan juga diharapkan bagi
teman-teman terutama calon guru untuk memberikan kritik maupun saran yang
sifatnya membangum terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan
makalah kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djam’an Satori, Udin Syefudin
Sa’ud. 2007. Modul Inovasi Pendidikan
Dasar. Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar SPS. UPI. Bandung.
Alex Inkeles and David H.
Smith, (1974), Becoming Modern,
Individual Change
in Six
Development Countries. Massachusett:
Harvard University Press
Cambridge
Roger M
& Shoemaker F.
Floyd. (1971). Communication of
Innovation. New
York: The Free Press A Division of Macmillan
Publishing Co. Inc.
Everett M. Rogers. (1983). Diffusion of Innovation. New York: The
Free Press A
Division of Macmillan Publishing Co. Inc
Francis Abraham
(1980). Perspective on Modernization
toward General Theory
of Third
World Development. Washington: University Press
of America
Gerald Zaltman,
Philip Kolter, Ira
Kaufman, (1977). Creating Social
Change.
Holt
Rinehart and Winston,
Inc New York,
Chicago, San Francisco,
Atlanta, Dallas, Toronto.
Gerald Zaltman
and Robert Duncan
(1977). Strategies for Planned
Change. A
Wiley-Interscience Publication John Wiley and
Sons, New York. London,
Sydney, Toronto.
Gerald Zaltman,
Rober Duncan, Johny
Holbek. (1973). Innovation and
Organization. A
Wiley-Interscience Publication John
Wiley and Sons,
New York. London, Sydney, Toronto.
Gerald Zaltman, David H.
Florio, Linda a Sikorski. (1977). Dynamic
Educational
Change. New
York: The Free
Press A Division
of Macmillan Publishing
Co. Inc
R.G. Havelock
& A.M. Huberman.
(1978). Solving Educational Problems,
Praegar Publisher,
A Division of
Holt, Rinehart and
Winston, CBS, Inc,
New York.
Mattew B. Miles (1964). Innovation in Education, Bureau of
Publication Teachers
College.
Columbia University New York
Tidak ada komentar:
Posting Komentar