BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Nicocolo Machiavelli berkata: “Tiada pekerjaan yang
lebih susah merencanakannya, lebih meragukan keberhasilannya, lebih berbahaya
dalm mengelolanya, daripada menciptakan suatu pembaharuan. apabila lawan telah
merencanakan untuk menyerang inovator dengan mengarahkan kemarahan pasukannya
sedangkan yang lain hanya bertahan dengan kemalasan, maka inovator beserta
kelompoknya seperti dalam keadaan terancam. (The Prince (1513) dikutip Rogers,
1983).
Pernyataan Machiavelli tesebut menunjuk kan betapa
berat tugas inovasi dan betapa sukarnya menyebarkan inovasi. Banyak orang
mengetahui dan memahami sesuatu yang baru tetapi belum mau menerima apa lagi
melaksanakannya. Bahkan banyak pula yang menyadari bahwa suatu yang baru itu
bermanfaat baginya, tetapi belum juga mau menerima dan menggunakan atau
menerapkannya. Contohnya untuk mengefektifkan proses belajar mengajar para guru
diminta membuat persiapan mengajar dengan menggunakan model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Tapi teryata juga belum semua guru yang telah tau dan
dapat membuat persiapan mengajar dengan cara baru itu mau menggunakannya dalam
kegiatan mengajar sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka permasalahan yang akan di bahas yaitu:
1. Apakah
pengertian difusi dan diseminasi inovasi?
2. Apakah
pengertian-pengertian proses keputusa inovasi?
3. Apakah
pengertian proses inovasi pendidikan?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan ini yaitu:
1. Mengetahui
pengertian difusi dan diseminasi inovasi.
2. Mengetahui
pengertian-pengertian proses keputusan inovasi.
3. Mengetahui
pengertian proses inovasi pendidikan.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini dengan kajian
pustaka. Yakni dengan mengkaji buku-buku atau reverensi yang relevan sesuai
dengan topik-topik yang dibahas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Difusi
dan Desiminasi Inovasi
1. Pengertian
Difusi dan Desiminasi Inovasi
Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga
masyarakat (anggota sistem sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan
dalam waktu tertentu. Jadi Difusi dapat merupakan salah satu tipe komunikasi yakni komunikasi yang
mempunyai ciri poko, pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi).
Diseminasi adalah peroses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan
dikelola.
2. Elemen
Difusi Inovasi
Rogers mengemukakan ada 3 elemen pokok difusi inovasi,
yaitu: (1) inovasi, (2) komunikasi dengan saliran tertentu dan (3) waktu.
a. Inovasi
Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode,
yang diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atu kelompok orang, baik
berupa hasil invensi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Komunikasi
dengan saluran tertentu
Komunikasi dalam difusi inovasi diartiakn sebagai
proses pertukaran informasi antara anggota sistem sosial, sehingga terjadi
saling pengertian antara satu dengan yang lain. Kegiatan komunikasi dalam
proses difusi mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) suatu inovasi, (2) individu
atau kelompok yang telah mengetahui dan berpengalaman dengan inovasi,(3) individu atau kelompok yang lain
yang belum mengenal inovasi. (4) saluran komunikasi yang menggabungkan antara
kedua pihak tersebut.
Komunikasi akan lebih efektif jika dua orang yang
berkomunikasi itu memiliki kesamaan seperti: asal daerah, bahasa, kepercayaan,
tingkat pendidikan, dan sebagainya.
c. Waktu
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses
difusi, karena waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi.
Peranan dimensi waktu dalam proses difusi terdapat
pada tiga hal sebagai berikut: (1) proses keputusan inovasi, (2) kepekaan
seseorang terhadap inovasi, dan (3) kecepatan menerima inovasi.
1. Proses
keputusan inovasi ialah proses sejak seseorang mengetahui inovasi pertamakali
sampai ia memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.
2. Kepekaan
seseorang terhadap inovasi. Tidak semua orang dalam suatu sistem sosial
menerima inovasi dalam waktu yang sama. Mereka menerima inovasi dari urutan
waktu, artinya ada yang dahulu ada yang kemudian.
3. Kecepatan
masyarakat. Kecepatan inovasi ialah kecepatan relatif diterimanya inovasi oleh
warga masyarakat. Kecepatan inovasi biasanya di ukur berdasarkan lamanya waktu
yang diperlukan untuk mencapai presentase tertentu dari jumblah waktu
masyarakat yang telah menerima inovasi. Oleh karena itu pengukuran inovasi
cendrung diukur dengan berdasarkan tinjauan penerimaan inovasi oleh keseluruhan
warga masyarakat bukan penerima inovasi secara individual.
B.
Proses
Keputusan Inovasi
1. Pengertian
Proses Keputusan Inovasi
Proses keputusan inovasi ialah proses yang melalui
(dialami) individu (unit pengambilan keputusan yang lain), mulai dari pertama
tahu dadanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap
inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfermasi terhadap keputusan inovasi
yang telah diambilnya. Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat
berlangsung seketika, tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung
dalam jangka waktu yang tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat
menilai gagasan yang baru itu sebagai bahan pertimbangan untukselanjutnya akan
menolak atau menerima inovasi dan menerapkannya.
2. Model
Proses Keputusan Inovasi
Menurut
rogers, proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu:
a. tahap
pengetahuan
b. tahap
bujukan
c. tahap
keputusan
d. tahap
implementasi dan
e. tahap
kompirmasi.
1. Tahap
Pengetahuan (Knowledge)
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap
pengetahuan yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan
ingin tahu bagai mana fungsi inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal
ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang
menyadari atau membuka diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan secara sktif
dan fasip.
2. Tahap
Bujukan (persuation)
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi,
seseorang membentuk sikap atau menyenangi terhadap inovasi. Dalam tahap
persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran. Seseorang akan
berusaha mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan menafsirkan informasi yang
diterimanya.pada tahap ini berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan
kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan karakteristik inovasi dalam
mempengaruhi proses keputusan inovasi. Dalam tahap persuasi ini juga sangat
penting peran kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan inovasi di
masa datang.
3. Tahap
keputusan (decision)
Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung
jika seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atu
menolak inovasi. Sering terjadi seseorang akan
menerima inovasi setelah ia mencoba lebih dahulu. Bahkan jika mungkin
mencoba sebagai kecil dahulu baru kemudian dilanjutkan secara keseluruhan jika
sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Perlu diperhatiakn bahwa
dalam kenyataannya pada setiap tahap dalam proses keputusan inovasi dapat
terjadi penolakan inovasi. Misalnya penolakan dapat terjadi pada awal tahap
pengetahuan, dapat juga terjadi pada tahap persuasi. Mungkin juga terjadi setelah
komfirmasi, dan sebagainya. Ada dua penolakan inovasi yaitu:
a. Penolakan
aktif artinya: penolakan inovasi setelah melalui proses mempertimbangkan untuk
menerima inovasi atau mungkin sudah mencoba lebih dulu, tetapi keputusan akhir
menolak inovasi, dan
b. Penolakan
pasif artinya: penolakan inovasi dengan tampa pertimbangan sama sekali.
4. Tahap
Implementasi (implementasion)
Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi
terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Keputusan penerima gagasan atau
ide baru dibuktikan dalam praktek. Pada umumnya implimentasi tentu mengikuti
hasil keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal
memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi.
5. Tahap
konfirmasi (confirmation)
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari
penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik
kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan
informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara
berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang
berlangsung dalam waktu yang tidak terbatas. Terjadi nya perubahan tingkah laku
seseorang antara lain disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan internal.
3. Tipe
Keputusan Inovasi
Inovasi dapat diterima atau ditolak seseorang
(individu) sebagai anggota sistem sosial, atau oleh keseluruhan anggota sistem
sosial, yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan keputusan bersama
atau berdasarkan paksaan (kekuasaan). Dengan dasar kenyataan tersebut maka
dapat dibedakan adanya beberapa tipe keputusan inovasi.
a. Keputusan
inovasi opsional, yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi, berdasarkan
keputusan yang ditentukan oleh individu (seseorang) secara mandiri tanpa
tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain.
b. Keputusan
inovasi kolektif ialah pemilih untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan
keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antara
anggota sistem sosial.
c. Keputusan
inovasi otoritas, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi,
berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau kelompok orang yang
mempunyai kedudukan, status,wewenang, atau kemampuan yang lebih tinggi daripada
anggota yang lain dalam suatu sistem sosial.
Kegiatan tipe keputusan inovasi tersebutmerupakan
rintangan (continuum) dari keputusan opsional (individu dengan penuh tanggungj
awab secara mandiri mengambil keputusan), dilanjutkan dengan keputusan
kolektif(individu memperoleh sebagai wewenang untuk mengambil keputusan), dan
yang terakhir keputusan otoritas (individu sama sekali tidak mempunyai hak
untuk ikut mengambil keputusan.
d. Keputusan
inovasi kotingensi (contingent) yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu
inovasi, baru dapat dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang
mendahuluinya. Misalnya disebuah perguruan tinggi seorang dosen tidak mungkin untuk
memutuskan secara opsional untuk memakai komputer sebelum didahului keputusan
oleh pipinan fakultasnya untuk melengkapi peralatan fakultas dengan komputer.
C.
Proses
Inovasi Pendidikan
1. Pengertian
Proses Inovasi Pendidikan
Prosas inovasi pendidikan adalah serangkai aktivitas
yang dilakukan oleh individu atau organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi
sampai menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan.
2. Beberapa
Model Proses Inovasi Pendidikan
Dalam mempelajari proses inovasi para ahli mencoba
mengidentifikasi kegiatan apasaja yang dilakukan individu selama proses itu
berlangsung serta perubahan apa yang terjadi dalam proses inovasi, maka
hasilnya diketemukan pentahapan proses inovasi sebagai berikut:
Beberapa Model proses Inovasi yang berorientasi pada
individual, antara lain:
a. Lavidge
& Steiner (1991)
b. Colley
(1961)
c. Rogers
(1962)
d. Robertson
(1971)
e. Rogers
& Shoemakers (1971)
f. Zaltman
& Brooker (1971)
Beberapa Model Proses Inovasi yang
Berorientasi pada Organisasi antara lain:
a. Milo
(1971)
b. Shepard
(1967)
c. Hage
& Aiken (1970)
d. Wilson
(1966)
e. Rogers
(1983)
f. Zaltman,
Duncan & Holbek (1973)
Zaltman dan
kawan-kawan membagi proses inovasi dalam organisasi menjadi dua tahap yaitu
tahap permulaan (initiation stage) dan tahap implementasi (implementasion
stage). Tiap tahap dibagi menjadi beberapa langkah (sub stage).
a. Tahap
permulaan (initiation stage)
1) Langkah
pengetahuan dan kesadaran
2) Langkah
pembentukan sikap terhadap inovasi
3) Langkah
pengambilan keputusan
b. Tahap
Implementasi (implementasion stage)
Pada
langkah ini kegiatan yang dilakukan oleh para anggota organisasi ialah
menggunakan inovasi atau menerapkan inovasi. Ada dua langkah yang dilakukan
yaitu:
1) Langkah
awal (permulaan) implementasi
2) Langkah
kelanjutan pembinaan penerapan inovasi
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah
suatu sub sistem dari sistem sosial. Motivasi yang mendorong perlunya diadakan
inovasi pendidikan jika dilacak biasanya bersumber pada dua hal:
a. Kemauan
sekolah (lembaga pendidikan) untuk mengadakan respon terhadap tantangan
kebutuhan masyarakat, dan
b. Adanya
usaha untuk menggunakan sekolah (lembaga pendidikan) untuk memecahkan masalah
yang dihadapi masyarakat. Antara lembaga pendidikan dan sistim sosial terjadi
hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Tenaga pendidikan akan merasa tidak
puas jika bekerja tidak menggunakan kemapuan inteleknya, sehingga perlu adanya
penyesuayan dengan lapangan pekerjaan. Dengan demikian akan selalu terjadi
perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan interaktif
antara lembaga pendidikan dan masyarakat.
a. Faktor
kegiatan belajar mengajar
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan
kegiatan belajar mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga profesional. Guru
sebagai tenaga yang telah dipandang memiliki keahlian tertentu dalm bidang
pendidikan, diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar
mengajar agar dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan
institusional yang telah dirumuskan.
Sebagai alasan mengapa orang memandang tugas guru
dal mengajar mengandung banyak kelemahan tersebut, antara lain dikemukakan
antara bahwa:
1) Keberhasilan
tugas guru dalm mengelola kegiaatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh
hubungan interversonal antar guru dengan siswa. Dengan demikian maka
keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut, juga sangat ditentukan oleh pribadi
guru dan siswa.
2) Kegiatan
belajar mengajar di kelas merupakn kegiatan yang terisolasi. Pada waktu guru
mengajar dia tidak mendapakan belikan dari teman sejawatnya.
3) Berkaitan
dengan kenyataan diatas tersebut, maka angat
minimal bantuan sejawat untuk memberikan bantuan sarana untuk kritik
guna meningkatkan kemampuan profesionalnya.
4) Belum
ada kriteria yang baku tentang bagaimana pengelola kegiatan belajar mengajar
yang efektif.
5) Dalm
melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar mengajar, guru menghadapi
sejumblah siswa yang bebbeda satu dengan yang lain baik mengenai kondisi fisik,
mental intlektual, sipat,minat, dan latar belakang sosial ekonominya.
6) Berdasarkan
data adanya perbedaan individual siswa, tentunya lebih tepat jika pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara yang sangat fleksibel, tetapi
kenyataannya justru guru dituntut untuk mencapai perubahan tingkah laku yang
sama sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan.
7) Guru
juga menghadapi tantangan dalam usaha untuk meningkatkan kemanpuan
profesionalnya, yaitu tampa adanya keseimbangan antara kemampuan dan
wewenangnya mengatur beban tugas yang harus dilakukan, serta tampa bantuan dari
lembaga dan tanpa adanya i8nsentif yang menunjang kegiatannya.
b. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan
pendidikan dan dengan sendirinya juga inovasi pendidikan adalah siswa.
Faktor ekternal yang mempunyai pengaruh dalam peroses
inovasi pendidikan adalah orang tua.
c. Sistem
Pendidikan (Pengelolaan dan Pengawasan)
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah diatur
dengan aturan yang dibuat pemerintah.
Dalm kaitan dengan adanya berbagai macam aturan dan
pemerinyah tersebut maka timbull pemersalaha sejauh mana batas kewenangan guru
untuk mengambil kebijakan dalam melakukan tugasnya dalam rangka menyesuaikan
dengan kondisi dan situasi setempat.
Demikian pula kesempatan yang diberikan kepada guru
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Dampak dari keterbatasan
kewenangan mengambil kebijakan dalam melaksanakan tugas bagi buru, timbulnya
siklus otoritas yang negatif bagi guru yang dikemukakan oleh florio (1973) yang
dikutip oleh zaltman (1977) adalah guru memiliki keterbatasan kewenangan dan
kemampuan profesional, menyebabkan tidak mampu untuk mengambil kebijakan dalam
melaksanakan tugasnya untuk menghadapi tantangan kemajuan jaman.
Rasa ketidakmampuan menimbulkan frustasi dan
bersikap apatis terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Dampak dari
sikap apatis, kurang semangat berpartisipasi dan rasa kurang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya yang menjadi sasaran menerima dan menerapkan inovasi adalah
individu atau pribadi sebagai anggota sistem sosial (warga masyarakat). Dengan
memahami proses difusi pendidikan, karena pada dasarnya pelaksana pendidikan
beserta komponen-komponen adalah suatu organisasi.
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui
(dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama
tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap
inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implimentasi
inovasi, dan komfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.
Pada hakekatnya yang menjadi sasaran yang menerima
dan menerapkan inovasi adaalah individu atau pribadi sebagai anggota sistem
sosial (warga masyarakat) . maka demikian pemahaman tentang proses inovasi
pendidikan yang berorentasi pada individu tetap merupakan dasaar untuk memahami
proses inovasi dalam organisasi.
B. Saran
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan kepada kita terutama para calon guru. Diharapkan pada teman-teman
para calon guru untuk memberikan kritik maupu saran yang sifatnya membangun
guna perbaikan makalah kami kedepannya.
Daftar
Pustaka
Djam’an Satori, Udin Syefudin
Sa’ud. 2007. Modul Inovasi Pendidikan Dasar.
Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar SPS.
UPI.Bandung.
Roger
M & Shoemaker F. Floyd. (1971). Communication of innovation.
Nem
York: The Free Press A Division of Macmillan
Publishing Co.Inc.
Everett
M. Rogers.(1983). Diffusion of Innovation.
New York:The Free Press.
A
Division of Macmillan Publishing Co. Inc
Gerald
Zaltman, Philip Kolter, Ira Kaufman, (1977). Creating Social
Change.
Holt Rinehart and Winston, Inc New York, Chicago,
San Francisco,
Atlanta,
Dallas, Toronto.
Gerald Zaltman and Robert Duncan
(1977). Strategis for Planned
Change.A
Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons,
New York. London,
Sydney, Toronto.
Gerald
Zaltman, David H. Florio, Linda a Sikorski. (1977). Dynamic
Educational
Change. New York: The Free press A Division of
Macmillan Publishing
Co.Inc
Makasih gan untuk informasinya, sangat membantu :)
BalasHapushttp://goo.gl/sFOlCK
Terimakasih infonya, good luck !
BalasHapushttp://bit.ly/1z84hGn
Makasih informasinya sob :)
BalasHapushttp://goo.gl/CpOFDK
Mantapp gan, bermanfaat banget artikelnya
BalasHapusObat Tradisional Kanker Sarkoma Ewing
Obat Tradisional Bell's Palsy
Obat Tradisional Palpitasi
Obat Tradisional Atelektasis
Obat Tradisional Angina Pektoris
Obat Tradisional Amebiasis
Obat Tradisional Kanker Hati
Obat Tradisional Kanker Esofagus
Obat Tradisional Anemia Pada Anak Paling Ampuh