Kamis, 29 Januari 2015

Inovasi Pembelajaran Kompetensi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah banyak faktor yang  harus diperhatikan seperti: pendidik (guru), siswa, sarana dan prasarana, laboratorium dan kelengkapannya, lingkungan, dan manajemennya. Namun pada kesempatan ini hanya akan dilihat dari segi pendidik (guru) dan siswa, yang merupakan dua komponen terpenting, yang berperan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dengan tidak mengesampingkan komponen atau faktor-faktor lainnya.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta.Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta.Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar.Hal ini dilatarbelakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Maka dari itu paper ini akan membahas tentang inovasi pembelajaran yang berbasiskan kompetensi.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah makalah ini adalah:
  1. Apa pengertian Inovasi Pembelajaran Kompetensi ?
  2. Apa saja prinsip - prinsip Inovasi Pembelajaran Kompetensi?
  3. Apa saja karakteristik Inovasi Pembelajaran Kompetensi?
  4. Bagaimana pengelolaan Pembelajaran Kompetensi ?



1.3   Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
  1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Inovasi Pembelajaran Kompetensi.
  2. Untuk mengetahui prisip – prinsip  Inovasi Pembelajaran kompetensi.
  3. Untuk mengetahui karekteristik Inovasi Pembelajaran Kompetensi.
  4. Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran Kompetensi.
1.4  Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah adalah:
  1. Agar pendidik (guru) mempunyai pemahaman akan pentingnya Inovasi Pembelajaran Kompetensi
  2. Agar mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pembelajaran Kompetensi.











BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Inovasi Pembelajaran  Kompetensi
Inovasi adalah suatu ide, kejadian, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil, inventasi maupun discoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari instrucsional yang banyak dipakai dalam   dunia pendidikan di negeri paman sam sana, yang menempatkan siswa sumber dari  kegiatan. Dalam pembelajaran kompetensi, siswa sebagai subjek belajar yang  memegang  peranan  utama, sehingga dalam  setting  belajar  mengajar  siswa  dituntut  kreaktivitas  secara  penuh  bahkan  secara  individu  mempelajari  bahan  pelajaran. Dengan demikian peran guru disini sebagai  fasilitator  berbagai sumber  dan  fasilitas  untuk  dipelajari  siswa. Terdapat karakteristik penting dari pembelajaran kompetnsi, seperti proses  kegiatan  belajar  mengajar  dalam  KBK tidak  hanya  sekedar  menyampaikan  materi  saja, akan  tetapi  diselenggarakan  untuk  membentuk  watak, peradaban, dan  mutu  kehidupan  peserta  didik.
Dalam  implementasi  KB, pembelajaran  tidak  dimaksudkan  menghilangkan  peran  guru sebagai pengajar, sebab secara konseptual istilah mengajar juga bermakna  membelajarkan siswa. Mengajar belajar adalah dua istilah  yang  tidak  dapat  dipisahkan, mengajar menitikberatkan perbuatan guru yang menyebabkan siswa belajar. Dengan demikian, dalam istilah  mengajar  juga terkandung  proses  belajar  siswa, inilah makna  pembelajaran.
Pembelajaran menunjukan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai  akibat perlakuan guru. Proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin terjadi  tanpa perlakuan guru. Jadi pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan  guru untuk suatu tujuan tertentu dari beberapa pesan yang harus disampaikan kepada  siswa.
Sedangkan kata kompetensi sebenarnya anda telah mengenal pada bagian sebelumnya, disini kompetensi akan berkaitan dengan nuansa pembelajaran. Kompentensi  dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapat dilakuan oleh para siswa pada  tahap pengetahuan, keterampilan, dan bersikap. Kemampuan dasar ini akan dijadikan  sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa. Kompetensi  merupakan  target, sasaran, standar sebagai mana telah dijelaskan oleh Benyamin  S.Bloom (1964) dan Gagne (1979) dalam teori-teorinya yang dikenal itu, bahwa  menyampaikan materi pelajaran kepada siswa penekanannya adalah tercapai sasaran dan  tujuan pembelajaran (instruksional).
Jadi pembelajaran kompetensi menunjukan pada usaha siswa mempelajari bahan  pelajaran sebagai akibat perlakuan guru dalam mengelola pembelajaran yang  menekankan pada kemampuan dasar yang dilakukan oleh siswa pada tahap pengetahuan, keterampialan, dan sikap.
Pembelajaran kompetensi memiliki Sembilan kompetensi yang bersifat strategis
( Martinis Yamin, 2005), sebagai berikut:
  1. Menyadari bahwa setiap orang merupakan mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan  memiliki keyakinan sesuai dengan agama yang dianutnya.
  2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan  gagasan dan informasi, serta berinteraksi dengan orang lain.
  3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, serta mampu mencari dan  menyusun pola, struktur, dan hubungan.
  4. Menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan ,ditemukan dan diperoleh dari  berbagai sumber dalam kehidupan serta mampu menilai kebermanfaatan.
  5. Memahami dan menghargai dunia  fisik, mahluk hidup dan teknologi, dan  menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan  yang tepat.
  6. Memahami kontek budaya geografi, sejarah, dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan.serta  berinteraksi dan berkonstribusi dalam masyarakat dan budaya global.
  7. Berpartisipasi dalam kegiatan kreatif dan lingkungan untuk saling menghargai karya  artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk  meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab .
  8. Menunjukan kemampuan berpikir konsekuen, berfikir kritis, berfikir literal, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
  9. Menunjukan motivasi dan percaya diri dalam belajar, maupun bekerja mandiri, dan mampu bekerjasama dengan orang lain.
  10. Penyusunan materi pembelajaran kompetensi mencakup tiga komponen utama yang  harus dikuasai siswa, yaitu :
a)    Kompetensi dasar atau kemampuan dasar.
b)   Materi pokok.
c)    Indikator

B.  Prinsip Pembelajaran Kompetensi
Mengajar atau membelajar kan siswa bukan pekerjaan sampingan, tetapi membutuhkan keahlian, kesungguhan, pengetahuan,Keterampilan dan seni. Membelajar siswa bersifat unik sebab siswa itu individu manusia yang memiliki karakteristik yang kompleks. Setiap memiliki potensi dan kecakapan berfikir dan keterampilan yang berbeda semua itu berbentuk kepribadian yang khas dan unik , berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara psikologis tidak ada individu  yang sama yang ada adalah aneka ragam individu. Oleh karena itu, mengajar merupakan ilmu dan seni sebab ilmu mengajar saja tidak akan cukup diperlukan juga seni mengajar. Seni mengajar merupakan kreativitas guru menemukan pendekatan atau modl mengajar yang memungkinkan setiap siswa mengembangkan potensi, kecakapan dan karakteristik secara optimal.
Prinsip pembelajaran merupakan hal – hal yang mendasari dan menjadi sebab – sebab terjadinya belajar. Efektifitas belajar berkaitan dengan suasana belajar yang menyenangkan seperti ciptaan kondisi terbaik untuk belajar, bentuk presentasi  yang melibatkan seluruh indera, berfikir kreatif, dan kritis untuk membantu proses internalisasi dan beri rangsangan dalam mengakses materi pelajaran (Gordon and Vos, 2000).
Ada beberapa  prinsip – prinsip dalam pembelajaran kompetensi, antara lain :
1.      Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa.
2.      Berhubungan dengan tipe – tipe pengetahuan yang harus dipelajari, ada tipe pengetahuan fisis, sosial, dan logika (Bruce well, 1980)
3.      Pembelajaran dalam konteks kompetensi  harus melibatkan peran lingkungan sosial.
4.      Pembelajaran melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki meliputi kompetensi akademik, okupasional, kultural, dan temporal.
Adapun beberapa prinsip pembelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum berbasis kompetensi dalam rangka menunjang hasil belajar yang efektif dan efesien, menurut ( Batlibang Depdiknas, 2002) sebagai berikut:
1.    Kesempatan untuk belajar
2.    Pengetahuan awal siswa
3.    Refleksi
4.    Memotivasi
5.    Keragaman individu
6.    Kemandirian dan kerjasama
7.    Suasana yang mendukung
8.      Belajar untuk kebersamaan
9.      Siswa sebagai pembangun gagasan
10.  Rasa ingin tahu
11.  Menyenangkan
12.  Interaksi dan komunikasi
13.  Belajar cara belajar

Prinsip – prinsip pembelajaran kompetensi menurut Sukmadinata (2004):
1.    Agar setiap siswa dapat menguasai kompetensi standar perlu disediakan waktu yang cukup dengan program pembelajaran yang berkualitas.
2.    Setiap siswa memiliki kemampuan untuk menguasai kompetensi yang dituntut, tanpa memperhatikan latar belakang pendidikan dan pengalaman mereka. Dengan penyelenggaraan program pembelajaran yang baik dan waktu yang cukup maka setiap siswa dapat mencapai hasil yang ditargetkan.
3.    Perbedaan individual dalam penguasa kompetensi diantara siswa, bukan saja disebabkan karena faktor – faktor diri siswa tetapi tetapi karena ada kelemahan dalam lingkungan pembelajaran.
4.    Setiap siswa mendapatkan peluang yang sama untuk memiliki kemampuan yang diharapkan, asal disesuaikan dengan kecepatan belajar masing – masing.
5.    Apa yang paling berharga dalam pembelajaran adalah berharga dalam belajar.




C.  Karakteristik pembelajaran kompetensi
Proses pembelajaran kompetensi merupakan kegiatan interaksi antar dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokok. Proses tersebut dalam pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yaitu:
1.      Proses pembelajaran memiliki tujuan yaitu membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2.      Adanya suatu prosedur yang direncanakan, dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Adanya kegiatan pengarapan materi tertentu secara khusus, sehingga dapat mencapai tujuan.
4.      Adanya aktivitas siswa sebagai syarat mutlak bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
5.      Guru berperan sebagai pembimbing yang berusaha  menghidupkan dan memberikan motivasi belajar kepada siswa dalam proses interaksi yang kondusif.
6.      Membutuhkan adanya komitmen terhadap kedisiplinan sebagai pola tingkah laku yang di atur menurut ketentuan yang ditaati oleh semua pihak.
7.      Adanya batasan waktu untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan.

            Sedangkan Sukmadinata (2004), menjelaskan tentamg karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi sebagai berikut:
a.       Isi program didasarkan pada kecakapan atau keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan suatu masalah atau mengerjakan suatu pekerjaan.
b.      Tujuan pembelajaran ditulis untuk setiap rumusan kompetensi.
c.       Pengukuran kecakapan atau keterampilan didasarkan atas kemampuan yang diperlihatkan.
d.      Performansi siswa diukur dengan acuan patokan.
e.       Record lengkap kompetensi – kompetesi yang dikuasai dibuat untuk setiap siswa.
f.       Bahan pembelajaran berupa modul, hand out, buku kerja dan program pembelajaran menggunakan media cetak atau program komputer dan media lain yang disediakan bagi peserta didik.
g.      Waktu belajar cukup fleksibel, tiap peserta dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya dengan kemampuan masing – masing.
h.      Kegiatan belajar menggunakan umpan balik.
Karakteristik pembelajaran kompetensi dengan bukan kompetensi dalam perencanaan dan pelaksaan pembelajaran pada tabel berikut ini:
    Karakteristik
    Pembelajaran Kompetensi
      Pembelajaran bukan Kompetensi

Kompetensi yang menunjukan sasaran - sasaran belajar yang sudah dirumuskan secara spesifik, yang memenuhi standar sesuai dengan tuntutan lapangan
Bahan ajar berupa materi pengetahuan, konsep, prinsip, prosedur yang dimuat dalam buku, handout, atau silabus.
Proses Pembelajaran
Program pembelajaran yang disusun secara seksama, berpusat pada siswa, memuat pengalaman belajar, media, dan bahan yang diarahkan pada penguasaaan kompetensi. Program pembelajaran dirancang untuk melayani kebutuhan peserta didik. Umpan balik digunakan untuk memberikan perbaikan belajar.
Menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang bersifat ekspositoris seperti ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Anak didik dapat kurang mengatur cara dan kecepatan belajar sendiri. Umpan balikpun jarang diberikan.
Waktu Belajar
Disediakan waktu yang cukup untuk menguasai kompetensi, sebelum pindah mempelajari kompetensi berikutnya.
Sekelompok siswa dalam periode waktu yang sama mempelajari unit/topik berikut setelah waktu yang disediakan habis.
Kemajuan Individu
Tiap siswa dituntut menguasai setiap formasi atau tugas sesuai dengan standar lapangan, sebelum dapat menyicil untuk menyelesaikan fermansi/tugas tersebut.
Penguasaan didasarkan atas hasil ujian tertulis, tingkat penguasaan menggunakan acuan normal. Peserta diperbolehkan pindah kebahan berikutnya walaupun tingkat penguasaaan masih minimal.
Makna Pembelajaran
Mempersiapkan anak didik memiliki daya antisipasi dan aklimasi dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan, persaingan, dan kompleksitas di era globalisasi.
Mempersiapakan anak didik agar memiliki kecerdasan, sikap dan kepatuhan dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan dan hidup berkelayakan.



D.  Pengelolaan Pembelajaran Kompetensi
Berkenaan dengan kemampuan guru untuk  mengelola berbagai komponen pembelajaran sehingga mampu menciptakan kondisi  pembelajaran yang efektif  dan efesien, maka dalam pengelolaan pembelajaran kompetensi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya :
1.      Aspek-aspek pengelolaan pembelajaran kompetensi
Secara garis besar aspek-aspek yang perlu di perhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran meliputi :
a.       Pengelolaan ruang belajar (kelas)
Ruang belajar merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran berbentuk ruang kelas. Ruang kelas tersebut harus ditata  sedemikian rupa sehingga secara layak dapat melangsungkan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu suasana dan penataan ruang belajar tersebut, hendaknya memperhatikan kondisi berikut :
1)      Aksesibilitas, yakni siswa maupun guru mudah menjangkau alat dan sumber belajar.
2)      Mobilitas, yakni siswa dan guru mudah bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
3)      Interaksi, yakni memudahkan terjadinya interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa
4)      Variasi kerja siswa, yaitu memungkinkan siswa bekerja secara perorangan/kelompok

b.      Pengelolaan siswa
Siswa dalam suatu kelompok kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam, terutama dalam menerima sejumlah pengalaman belajar termasuk di dalamnya materi yang harus dikuasai,karena itu guru hendaknya memahami tentang karakterisitik siswa dalam kemampuan belajar , Bobbi Deporter (2001:117) mengelompokan karakteristik modalitas belajar siswa  :
1)      Pelajar visual (menggunakan penglihatan mata)
2)      Pelajar auditorial (belajar melalui pendengaran)
3)      Pelajar kinestetik (belajar bergerak, bekerja dan menyentuh).

c.       Pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi
Kegitan belajar siswa perlu dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tingkatan kemampuannya. Kemampuan belajar seseorang, Shel, Peter  (1989) dalam Puskur Balibang Depdiknas (2007) menggambarkan kualifikasi kemampuan belajar , yaitu baca (10%),  mendengar  (20%),  melihat  (30%),  melihat dan mendengar  (50%), mengatakan (70%), mengatakan dan melakukan (90%).

d.      Pendekatan kegitan pembelajaran kompetensi
Pendekatan merupakan langkah-langkah  pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, paling tidak melingkupi empat aspek :
1)      Mengidentifikasi  dan menetapkan spesifikasi serta kualifikasi perubahan perilaku yang diharapakan.
2)      Memilih cara pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mencapai standar kompetensi dengan memperhatikan karakteristik siswa sebagai subjek belajar.
3)      Memilih dan menetapkan sejumlah prosedur, metode, dan teknik kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan pengalaman belajar yang mesti ditempuh siswa.
4)      Menetapkan norma atau kriteria keberhasilan, sehingga dapat menjadi pedoman dalam kegiatan pembelajaran, terutama menilai kemampuan suatu jenis kompetensi tertentu.

e.       Sarana dan sumber belajar
 Sarana merupakan fasilitas yang mempengaruhi secara langsung terhadap keberhasilan, siswa dalam kegiatan mencapai tujuan pembelajaran. Sarana yang paling membantu adalah sarana yang berupa media atau alat peraga.  Dalam pembeljaran kompetensi mestinya guru menggunakan berbagai jenis media pembelajaran di sesuaikan dengan pengalaman belajar yang akan di tempuh sisiwa, sehingga berfungsi dapat memperjelas konsep yang sedang dipelajari.

f.       Model pendekatan pembelajaran kompetensi
Proses pembelajaran berbasis kompetensi merupakan program pembelajaran yang dirancang  untuk menggali potensi dan pengalaman belajar siswa agar mampu memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Depdiknas (2002) menawarkan  kepada  sekolah untuk melakukan beberapa model pembelajaran kompetensi  yaitu :
1)      pembelajaran tematik
pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran tematik adalah :  pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama setiap mata pelajaran, pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan semester, buatlah matrik hubungan kompetensi dasar dengan tema sehingga penyusunan kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran cocok dengan tema yang diusung, terakhir buatlah pemetaan pembelajaran tematik untuk melihat kaitan antara tema dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.


 













    Pemetaan pembelajaran tematik

2)      Pembelajaran bermakna
Pembelajaran yang bermakna merupakan kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada kegunaan pengalaman belajar bagi kehidupan nyata siswa ,  beberapa tahapan yang ditawarkan pada pembelajaran bermakna (Puskur  Balitbang Depdiknas, 2002) sebagai berikut :
a)      Apersepsi
Mengawali pembelajaran , guru biasanya memperhatikan dan melakukan hal-hal berikut : pelajaran di mulai dengan hal-hal yang di ketahui dan dipahami sisiwa, motivasi siwa ditumbuhkan, dan siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru
b)      Eksplorasi
Pengembangan sejumlah pengalaman  belajar hendaknya memperhatikan : keterampilan yang baru diperkenalkan, kaitkan materi/pengalaman belajar dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, dan pilihlah metodologi yang tepat dalam meningkatkan  penerimaan siswa akan pengalaman baru yang disajikan.
c)       Konsolidasi pembelajaran
Pemantapan pengalaman belajar siswa dapat dilakukan dengan cara : melibatkan  siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami pengalaman atau materi baru, melibatkan siswa secara aktif dalam pemecahan masalah, menekankan pada kaitan antara materi pengalaman baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan dan pilih metodologi yang tepat sehingga pengalaman baru dapat terproses menjadi bagian dari kehidupan siswa sehari-hari.
d)      Pembentukan sikap dan perilaku
Proses internalisasi suatu pengalaman baru dapat dilakukan dengan mendorong siswa menerapkan konsep atau pengertian baru yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan siswa sehari-hari berdasarkan pengalaman belajarnya, pilih metodologi yang tepat agar terjadi perubahan pada sikap dan perilaku siswa menuju perubahan yang lebih baik.
e)      Penilaian formatif
Untuk menentukan efektivitas serta keberhasilan proses pembelajaran  dapat dilakukan hal-hal berikut :  kembangkan cara-cara menilai hasil pembelajaran siswa secara variatif, gunakan hasil penilaian tersebut untuk dapat melihat kelemahan atau kekurangan dan masalah-masalah yang di hadapi baik oleh siswa maupun oleh guru, dan pilih metodologi penilaian yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan yang mesti di capai.
      Tahapan pebelajaran bermakna dalam pembelajaran  kompetensi diilustrasikan dalam bagan sebagai berikut :


PEMANASAN DAN APERSEPSI
Tanya jawab tentang pengetahuan  dan pengalaman
 
PEMBENTUKAN  SIKAP & PERILAKU
Penget menjadi nlai, sikap dan perilaku
 
KONSOLIDASI PEMBELAJARAN
Negosiasi dalam pencapaian peng baru
 
 







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.  Pembelajaran  menunjukan  pada  usaha  siswa  mempelajari  bahan  pelajaran  sebagai  akibat  perlakuan  guru .Proses  pembelajaran  yang  dilakukan  siswa  tidak  mungkin  terjadi  tanpa perlakuan  guru. Jadi  pembelajaran  yaitu  suatu  proses  interaksi  antara  siswa  dengan  guru  untuk  suatu  tujuan  tertentu   dari  beberapa   pesan  yang  harus  disampaikan  kepada  siswa  .
kompetensi berkaitan  dengan  nuansa  pembelajaran. Kompentensi  dapat  diartikan  sebagai  kemampuan  dasar   yang  dapat  dilakuan  oleh  para  siswa  pada  tahap  pengetahuan  , keterampialan , dan  bersikap. Kemampuan  dasar  ini  akan  dijadikan  sebagai  landasan  melakukan  proses  pembelajaran  dan  penilaian  siswa, Dalam pembelajaran kompetensi, siswa sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama, shingga dalam proses belajar-mengajar siswa dituntut kreativitasnya secara penuh bahkan secara indivdual. Dengan demikian peranan guru di sini adalah sebagai fasilitator.
Jadi inovasi pembelajaran  kompetensi  menunjukan  pada  usaha  siswa  mempelajari  bahan  pelajaran  sebagai  akibat  perlakuan  guru  dalam  mengelola  pembelajaran  yang  menekankan  pada  kemampuan  dasar  yang  dilakukan  oleh siswa  pada  tahap  pengetahuan , keterampialan , dan  sikap.

B.     Saran
 Semoga  dengan  adanya  makalah  ini  , dapat  memberikan  tambahan  wawasan  bagi  kita .Dan  sebagai  calon  seorang  guru  dituntut  mampu  menyakinkan   secara  realistik  tentang  suatu  pengalaman  belajar  dengan  menekankan  kepeda  siswa  belajar  secara  aktif  dan  dapat  memotivasi  siswa  belajar  yang  lebih  konsentrsi.
DAFTAR PUSTAKA
Boettcher Judith V.(1991).faculty Guide for moving Teaching and learning to the Web.Usa : Leage for Inovation in the community college.
Cronin Mary J. (1996).The Internet Strategy Hanbook: Lesson from the new Frontier Bussines. USA: Library of Congress.
DEPDIKNAS.2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi.Jakarta:Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas .
Mulyasa, E, 2001. Penuntun Penerapan Inovasi dan Teknologi Pendidikan di sekolah. Bandung : Geger Sunten.
Sukmadinata, Nana Syaodih.1988.Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum.Jakarta : P2LPTK Depdikbud.




1 komentar: